Kamis, 11 Agustus 2011

MENUJU PERJALANAN ABADI

  
Wahai saudaraku……!
Kau datang dari tiada, datang hanya singgah sementara, untuk mempersiapkan diri menuju perjalanan abadi. Tujuanmu bukan disini, bukan untuk bermegah diri. Dunia ini bukan tempat tinggal sebenarnya, dunia ini hanya untuk mempersiapkan bekal. Bekal  yang akan kau bawa pulang ke negeri asalmu, mau atau tidak, kau pasti akan dipaksa untuk meneruskan perjalananmu.
Saudaraku…….!
Mati adalah pintu yang paling tipis, yang membatasi dunia dan akhiratmu. Sedikit saja kau terpeleset, boleh jadi kau tersungkur menabrak pintu itu, setelah kau mati barulah sadar.
Wahai saudaraku yang ingin selamat dalam perjalanan abadi di akhirat, Siapkan dirimu untuk menghadapi perjalanan yang dahsyat itu. Jangan kau abaikan keselamatanmu yang sesungguhnya.
Saudaraku…..!
Di dunia ini banyak sekali contoh perjalanan manusia yang bisa kau ambil sebagai perbandingan menempuh perjalanan diakhirat nanti.
Kau perhatikan itu……, mereka yang terlunta lunta diperjalanan kehidupan .
Kau amati itu…..mereka  yang kepayahan mencari kesenangan.
 Kau tanyakan….kepada mereka yang pernah menderita karena mengejar harta.
Kau tanyakan…. kepada mereka yang pernah sengsara.
Bahkan kau bias belajar dari perjalanan hidupmu sendiri.

Kau amati terus wahai saudaraku……,
Orang yang menderita kelaparan berbulan bulan.
Kau perhatikan itu mereka yang mengungsi ke negeri lain untuk menyelamatkan diri.
Kau perhatikan pengungsi besar besaran yang melanda bumi Africa.
Kau lihat itu, mereka yang menderita akibat perang.
Kau juga boleh bertanya….. Mengapa setiap orang yang baru kembali dari perjalanan, selalu ingin menceritakan suka duka perjalanan yang baru dialami. Atau kalau ada orang yang akan melakukan suatu perjalanan, pasti dia akan bertanya kepada orang lain yang sudah melakukan perjalanan itu.
Dia ingin mengetahui bagaimana kiranya suka duka perjalanan yang akan ditempuh ini, apa saja persiapan2 yang harus dibawa agar tidak kesulitan dalam perjalanan.
Atau setiap orang yang akan menempuh perjalanan panjang, apabila perjalanan itu akan ditempuh berbulan bulan, sudah pasti dia akan mempersiapkan bekal sebanyak banyaknya. Dia tidak ingin kehabisan bekal, dia tidak ingin menderita dalam perjalanannya, dia tidak ingin kelaparan dan kehausan,dia tidak ingin terlunta lunta di negeri orang.
Saudaraku……!
Pernahkah engkau mendengar orang bertanya tentang “Perjalanan Abadi” di Akhirat…?. Bukankah perjalanan itu diceritakan langsung oleh pemiliknya….?
Wahai Engkau saudaraku yang memiliki rasa. Wahai engkau yang berakal, Wahai engkau saudaraku yang tak ingin menderita dalam “Perjalanan Abadi” di akhirat. Wahai engkau saudaraku yang tidak ingin menyesal dalam penyesalan yang tidak pernah berkesudahan.
Bagaimanapun sengsaranya perjalanan dunia ini, betapapun sulitnya hidup ini, masih ada tempat untuk mencari tempat perlindungan , masih ada jalan keluar dari segala kesulitan dan masih banyak pohon yang tumbuh, banyak buah buahan yang bisa dimakan, banyak air yang bisa diminum, banyak barang kebutuhan kita yang tersedia di mana mana.
KAlau kehabisan bekal… ada teman yang bisa membantu. Kalau ditimpa musibah ada saudara yang bisa menolong. Kalau menderita sakit.. ada obat sebagai penawar dan ada keluarga sebagai penghibur. Kalau lemah tak berdaya…. Kalau sakit semakin parah…. Ada kendaraan yang membawa kerumah sakit.
Wahai saudaraku yang ingin mengambil ibarat dari perjalanan ini…..!
Wahai saudaraku yang prnah menderia dalam hidup ini…..!
Wahai saudaraku yang pernah kelaparan……!
Wahai saudaraku yang pernah meraung raung kesakitan…..!
Wahai saudaraku yang pernah terlunta lunta sepanjang hari….!
Betapapun sakitnya dunia ini, masih belum berarti apa apa bila dibanding dengan kesengsaraan akhirat.
Mengapa saudaraku,…..engkau hanya mempersiapkan bekal untuk perjalanan dunia berbulan bulan…..? Mengapa engkau lupakan yang akan engkau bawa dalam perjalanan abadimu ….? Perjalanan bukan sejuta tahun, melainkan perjalanan dlam waktu yang tidak terbatas.
Renungkan ini saudaraku…..!
Hidupmu hanya sebentar, berapapun lamanya kau tidak akan abadi di dunia ini, kau pasti akan meneruskan perjalananmu.
Kesana…….
Ke akhirat itulah tujuan kita semua.
Alangkah ruginya hidupmu, kalau tidak memikirkan ini.
Alangkah menyesalnya nanti, kalau tidak memanfaatkan hidupmu untuk mempersiapkan bekal yang akan kau bawa dalam menempuh perjalanan abadimu.
 Alangkah sengsaranya nanti, kalau kau abaikan keselamatanmu yang sesungguhnya.
Kau akan menangis dalam tangisan darah yang berkepanjangan.
Kau akan menyesal dalam penyesalan yang tidak berkesudahan.
Manfaatkan hidupmu yang singkat ini dengan berbuat kebajikan! Tidak lama kau beramal, tidak susah jg kau berbakti, tidak pula rugi kau dalam ibadah.
Kalaupun tujuh puluh tahun kau menderita karena ibadah, biarlah menderita, tapi kau yang akan merasakan ni’mat abadi sesudah matimu. Kau tidak akan menyesal. Kau malah akan berkata, biarlah seribu tahun aku menderita di dunia kerena mengharapkan Ridho Allah, sungguh semuanya tidak akan berarti apa apa dibanding dengan kesengsaraan akhirat.
=====®®®®=====

Saudaraku….!
Kemanapun kau akan pergi, Kau pasti akan bertemu “Maut”.  Mati adalah sebuah pintu. Setiap yang hidup pasti akan melewatinya. Siapapun engkau, apakah orang besar yang diagungkan, atau orang kaya yang berlimpah harta, atau dokter ahli yang mengobati penyakit, atau anak muda yang sehat segar, kalau maut sudah menjemput, kau pun pasti mati. Sebab mati bukan mencari orang sakit, bukan merenggut orang yang sudah kepayahan, melainkan mencabut nyawa orang yang telah tiba ajalnya.
Mati adlah “program” Allah yang tiada satupun makhluk yang bisa menghindarinya. Silahkan kau panggil semua dokter yang ada didunia ini untuk mengobati orang yang sangat kau cintai. Silahkan kau habiskan seluruh hartamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi pasti dan pasti tidak ada dokter yang dapat menyelamatkan seseorang dari “ajal”, tidak ada dokter yang dapat mengobati penyakit  yang  namaya “Mati”.
Perhatikanlah wahai saudaraku….!
Perjalanan Ruh disaat akan berpisah dgn jasadmu dan meninggalkan dunia fana ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Diterangkan bahwa Allah SWT telah menciptakan satu bangsa “Malaikat Rahmat” yang membuat senang orang yang memandangnya karena wajahnya yang cerah, putih berseri-seri, sifatnya yang hormat dan peramah. Disamping itu Allah SWTjuga menciptakan satu bangsa “Malaikat Azab”, malaikat yang sangat menakutkan orang yang melihatnya, karena wajahnya yang hitam, matanya biru, Nampak bengis dan kejam.
Apabila Malaikul Maut akan mencabut ruh orng shaleh, Maka Allah menugaskan Malaikat Rahmat untuk mendampinginya. Setelah Ruh itu keluar dari jasad, maka Ruh itu diserahkan oleh Malaikul Maut kepada Malaikat Rahmat, yang kemudian membawanya menghadap kehadirat Allah SWT dengan sopan dan hormat, sehingga Ruh itu merasa aman dan bahagia, apalagi mendapat pujian dari para malaikat yang dilaluinya.
Kemudian setelah Ruh itu dihadapkan, lalu Allah memerintahkan Malaikat Rahmat agar membawa kembali Ruh tersebutketempat asalnya baik baik dan menempatkannya ditempat kediamannya . Disitulah Ruh bisa melihat semua anggota keluarga dan familinya yang hadir, sehingga tahu siapa diantara mereka yang sibuk bekerja dan siapa yang hanya mgobrol sambil tertawa tawa. Ruh itu juga mendengar orang orang  yang sedang melayat . Ruh itu berkata selamat tinggal dan mohon maaf kepada ahli family nya yang hadir. Ucapan ruh itu Ruh itu bisa didengar olehsemua makhluk kecuali jin dan manusia.
Demikianlah, Ruh itu bisa melihat dan mendengar pembicaraan orang orangyang masih hidup, tetapi orang yang masih hidup tidak dapat melihatnya dan tidak dapat mendengar ratap tangisnya.
Sebaliknya Ruh orang kafir atau  Ruh orang yang banyak dosanya, setelah dicabut oleh Malaikul Maut, Ruh itu diserakan kepada Malaikat Azab untuk dibawa kehadirat Allah SWT. Secara kasar kejam dan ganas, sehingga sepanjang perjalanan Ruh itu menjerit jerit kesakitan, sementara para Malaikat yang dilewatinya mencela dan mengutuk Ruh celaka itu.
Setelah sampai kehadirat Allah SWT. Maka Allah memerintahkan Malaikat Azab agar membawa kembali ketempat asalnya, dan meletakkannya  ditengah ruangan rumah. Ruh itupun melihat jasadnya sendiri serta sanak family nya yang hadir. Disitulah Ruh tersebut melihat dan mendengar apa apa yang meraka bicarakan. Ruh itu mohon maaf serta menyatakan penyesalanya atas segala dosa dosa dan kesalahan yang telah ia lakukan selama hidup didunia. Jerit tangisnya didengar oleh semua makhluk, kecuali Jin dan Manusia.(Daqaaiqul-Akhbar)
Wahai Saudaraku….!
Alangkah bahagianya jika engkau tergolong orang orang yang beramal shaleh, orang orang yang berbuat baik sebanyak banyaknya. Ruhmu akan mendapat sambutan Malaikat Rahmat dan dibawa menghadap Allah dengan penuh hormat, kemudian dikembalikan dengan penuh ridho Allah.
Tapi bagaimana nasibmu wahai saudaraku….
Jika engkau tergolong orang yang banyak melakukan dosa, kemudian tidak pernah bertaubat. Kau akan dijemput dengan kasar oleh Malaikat Azab. Kau akan ditolak oleh Allah SWT….kau akan menjerit ditengah keluargamu, tapi sayang….jeritanmu tidak pernah didengar oleh anak dan istrimu, oleh anak family mu, dan oleh semua mereka yang hadir pada hari pemakamanmu. Kau akan menyesal dalam penyesalan yang tidak berguna lagi. Kau mohon maaf atas dosa dosa yang kau lakukan, tapi permohonanmu sdh tidak diterima lagi.
Terlambat dan tidak berguna lagi kau menyesal.
Terlambat dan tidak berguna lagi kau bertaubat
Terlambat dan tidak berguna lagi kau meminta maaf.
Segalanya terlah berlalu begitu cepat, padahal jika kau segera meminta maaf, jika kau segera meminta ampun, jika kau segera bertaubat, kau tidak akan menjerit seperti itu.
Kemarin kau masih hidup, tapi kau tidak gunakan waktu itu untuk meminta maaf kepada sesamamu. Kemarin kau masih bergerak, tetapi kau tidak gunakan untuk meminta ampun kepada Allah. Kemarin kau masih kuat, tetapi kau tidak gunakan itu unruk beribadah. Kemarin lidahmu masih bisa bertasbih, tapi kau lalaikan itu. Kemarin masih ada kesempatan terakhirmu, tapi kau sia siakan semuanya.
Kini kau sudah terbaring kaku. Kau tidak bisa lagi bergerak. Kau bisa bicara dalam bahasa”gaib”mu, tp tidak lagi didengar oleh sanak keluargamu.
Kau menyesal dan menyesal. Kau akan terus menyesal dalam penyesalanmu yang panjang akibat kelalaianmu sendiri.
Sebenarnya kalau kau pandai pandai memanfaatkan hidupmu, kalau kau pandai pandai meluangkan waktu untuk sholat, kalau kau pandai pandai membagi waktu kerja dan ibadahmu, kau tidak akan menyesal seperti ini.
Diriwayatkan dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:”Ruh orang mukmin itu tdk akan keluar (dari jasadnya) sehingga dia melihat tempatnya di syurga, dan Ruh orang kafir itu tdk akan keluar sehingga dia melihat tempatnya di neraka. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah….! Bagaimana orangmukmin bisa melihat tempatnya di syurga dan orang kafir bisa melihat tempatnya di Neraka…?. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan Malaikat Jibril dengan sebaik baik bentuk dan memiliki 600 sayap. Dari antara sayap sayap itu, terdapat dua sayap berwarna hijau seperti sayap burung suari. Apabila Dia mengembangkannya, maka terbentanglah sayap itu antara langit dan bumi. Disayap yang kanan terdapat gambaran syurga beserta isinya, yakni Bidadari,istana,kamar betingkat, sungai, buah buahan dan sebagainya. Di sayap kiri terdapat gambaran Neraka Jahannam beserta isinya, yakni ular, kalajengking, kamar kamar tingkat rendah dan Malaikat Zabbaniah.
Maka apabila ajal seorang hamba telah tiba, masuklah sekelompok Malaikat kadalam urat uratnya dan menyerap ruhnya, kemudian keluar dan masuklah kelompok Malaikat yang kedua, lalu menyerap Ruhnya dari kedua Lututnya samapi kepusatnya, kemudian keluar dan masuklah kelompok Malaikat yang ketiga dan menyerap Ruhnya dari perutnya sampai kedadanya, kemuadian keluar dan masuklah kelompok Malaikat yang ke empat dan menyerap ruhnya  daru dadanya sampai tenggorokannya.
Pada waktu itu, apabila ia orang Mukmin, maka Jibril mengembangkan sayapnya yang kanan, sehingga dia melihat tempatnya di Syurga dan dia merindukan dan memperhatikan terus menerus sehinggandia  tidak lagi melihat yang lainnya, sekalipun itu ayah dan ibunya atau anak anak dan kerabatnya.
Sebaliknya, apabila yang meninggal itu orang kafir dan durhaka, maka Malaikat Jibril mengembangkan sayapnya yang kiri, sehingga dia melihat tempatnya di Neraka Jahannam dan dia terus memperhatikannya, hingga karena ketakutannya terhadap tempat itu dia tidak lagi melihat kepada yang lainnya, walaupun ayah ibunya, ataupun anak anaknya sendiri. (Kanzul Akhbaar)
Wahai saudaraku…!
Kalau kau memiliki amal sholeh, sebelum Ruh mu berpisah dengan jasadmu, kau akan melihat Syurgamu. Perasaanmu lega dan gembira yang tsk terkstsksn. Sehingga kau menghadapi kematianmu dengan mudah. Tapi kalau kau durhaka dank au tidak bertaubat sampai ajalmu datang, kau akan meliahat nerakamu sebelum Ruh mu berpisah dengan jasad mu. Kau amat takut menghadap kematianmu, sebab nerakamu telah nyata dalam pandanganmu.
Wahai saudaraku…..!
Berikut ini perhatikanlah proses  perjalanan Ruh mu pada saat kau akan dimandikan, dikafankan, di sholatkan dan dikuburkan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah SWA, bersabda:
“Wahai Aisyah, adapun yang sangat menyedihkan dan membuat susah perasaan mayat itu, adalah pada saat jasadnya akan dimandikan. Kata Ruh tersebut: Wahai orang yang akan memandikan jasadku…. Aku mohon kepadamuagar meninggalkan pakaiankudengan perlahan lahan, karena sesungguhnya jasadku baru istirahat dari sakaratul maut.
Apabila akan dituangkan air, ruh itu menjerit meminta agar orang yang memandikan itu, menuangkan iar secara perlahan lahan, dan jangan memakai air yang sangat panas atau sangat dingin.Karena jasadnya seakan terbakar pada saat sakaratul maut. Ia juga meminta agar pada saat memakaikan sabun dan menggosok tubuhnya, dilakukan dengan perlahan lahan. Demikian ratapan ruh pada saat jasadnya dimandikan. Kemudian pada saat jasadnya akan dibungkus dengan kain kafan ruh itu menjerit dan berkata: inilah saat terakhir engkau melihat wajahku dan kita akan berpisah hingga hari kiamat.
Apabila akan dikeluarkan dari rumah untuk diberangkatkan, ruh itu berkata: “Wahai kaumku dan sanak familiku,aku tinggalkan istriku menjadi janda dan anak anakku menjadi yatim, aku harap jangan disikiti mereka. Apabila dibawa dengankeranda, ruh itu berkata: Wahai keluargakudanvsemua ahli familiku yang ditinggalkan janganlah kamu tertipu dengan dunia, dan jangan kamu membuang buang waktu dengan sia sia, karena umurmu didunia sangat terbatas”.
Apabila mayat itu dishalatkan, maka diperlihatkan oleh Allah catatan amalnya, amal baik dan amal buruk selama ia hidup didunia. Ruh itu merasakan penyesalannya yang amat dalam, namun semua itu tdk berguna lagi, ibarat nasi yang telah jdi bubur.. ruh itupun memohon restu dari orang orang yang melayatnya.
Apabila Ruh itu dimasukkan kedalam kuburnya, dia  menjerit jerit sambil berkata: “wahai semua saudara saudara  dan sanak familiku. Do’akanlah aku….! Wahai semua anak anak dan ahli warisku aku tinggalkan harta untukmu, maka ingatlah aku dengan mendo’akanku”.
Wahai saudaraku….!
Pada saat kau dimandikan, kau sendiri tidak dapat berbuat apa apa. Kau hanya bisa mnjerit dengan jeritanyang memilukan dan semua makhluk mendengarkannya kecuali Jin dan Manusia. Keluargamu yang memandikanmu, hanya biasa biasa saja, kerena mereka memang tidak mendengarkan jritanmu. Kau menjerit agar pakaianmu dibuka dengan sangat hati hati, karena tubuhmu terasa  akan terbakar akibat sekarat. Sehalus halusya kain yang kau pakai, jika akan dibuka dari jasadmu yang sudah kaku itu, terasa nyeri ke “sekujur” tubuhmu, kedalam sumsum mu, keseluruh urat saraf mu, kesemua bagian tempat peredaran darahmu.
Kau juga menjerit saat dimandikan, kau mengharapkan agar jangan dituangkan air dengan kasar, tapi harapanmu itu tidak dipedulikan orang karena memang mereka tidak mendengarkan ratapanmu.
Pada saat jasadmu akan dibungkus dengan kain kafan, kau menyesal dan menangis, kau hanya bisa meratap yang juga tidak didengar oleh orang yang membungkusmu. Kau meratap dan berkata: “inilah saat terkhirmu melihat wajahku danvkita akan berpisah hingga hari kiamat”.
Saudaraku……!
Kalau kata perpisahan di dunia ini kau ucapkan dengan tangisan yang memilukan, padahal perpisahan itu akan bertemu lagi. Bagaimanakah perasaanmu pada saat perpisahan yang paling akhir ini…..? kau akan pergi untuk selama lamanya. Kau akan pergi untuk perjalanan panjang dalam kesendirianmu. Kau pasti menangis, tapi sayang tangisanmu itu tidak didengar oleh anak dan istrimu. Tidak lagi didengar oleh keluarga dan familimu. Kau berangkat dengan keharuan yang amat mendalam sepanjang masa.
Saudaraku…..!
Setelah selesai ungkau dikafani, engkau akan dikeluarkan dari kamarmu. Disitupun engkau menjerit dengan penyesalan yang amat mendalam.
“oh….kerabatku….! kini aku sudah akan meninggalkan kamarku ini selamanya. Oh Tuhan, kini  aku menyesal, kenapa kamar yang bagus ini, yang telah menghabiskan anggaran yang tidak sedikit ini, aku tidak gunakan untuk beribadah….? Untuk mendekatkan diri kepada-MU  Ya Allah….? Untuk mendirikan sholat lima waktu….? Oh.., uang yang ada dilemari itu tidak aku keluarkan untuk bersedekah.  Kenapa kekayaan ku yang banyak ituhanya aku simpan untuk kepentingan duniaku, padahal kini tidak lagi aku miliki….?
Saudaraku….?
Sesudah itu kau diangkat keberanda depan untuk selanjutnya akan dipikul secara bergantian oleh kaum kerabatmu, sahabat dan kenalanmu.
Bagaimana engkau wahai saudaraku, berada di beranda depan sebelum diangkat oleh sanak keluargamu…..?
Kau menangis melihat rumahmu yang telah menghabiskan anggaran ratusan juta. Kau menjerit disaat anak anakmu meratap didepan usunganmu. Kau berkata dengan ratapan yang tidak lgi diperdulikan.
Oh Tuhan…., rumahku telah menghabiskan anggaran yang besar, tapi tidak pernah aku pakai dalam beribadah kepada-Mu. Oh…TUHAN….bertahun tahun aku berjuang untuk membangun rumah ini, dengan sagala daya dan pengorbanan, namun rumah ini hanya dapat aku nikmati dalam waktu yang sangat terbatas .
Pada saat anak anakmu semakin keras tangisannya, engkaupun semakin menyesal dan berkata: oh Tuhan…., tidak berguna tangisan anak anakku bagi keselamaatan diakhirat. Mereka telah menghabiskan anggaran jutaan dalam mencari pengetahuan, namun sungguh sungguh aku sesalkan, bahwa tidak seorangpun diantara  mereka yang mengetahui surah “Al Fatihah”. Oh Tuhan bagaimana mereka bisa sholat….bagaimana mereka bisa mendoakan aku, bagaimana mereka bisa beribadah, sementara mereka tidak mengetahui apa apa tentang Al-Qur’an….?
Saudaraku……!
Sementara kau masih dalam penyesalanmu yang mengharukan itu, tiba tiba usunganmu diangkat orang dengan iringan kalimat Tauhid. Jelas sekali suara itu kau dengarkan dari balik usungan, kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAAH, MUHAMMADUR RASUULULLAAH.” Kalimat tauhid yang tidak kau pedulikan selama hidupmu, kalimat yang kau tidak tanamkan kedalam jiwamu dan jiwa anak anakmu.
Kau menyesal, kenapa sebelum ini kau tidak pernah membiasakan kalimat itu dalam hidupmu, kau tidsk mengucapkan dengan lidahmu.
Saudaraku….?
Kau terus dibawa perlahan lahan, dengan iringan isak tangisan keluargamu, ka uterus dibawa kerumah yang sempit, rumah penantian yang menakutkan, rumah masa depanmu yang kau abaikan. Rumah yang akan kau tempati sendirian selama berjuta juta tahun.
Makin dekat  engkau kekubur, makin tidak menentu perasaanmu, kau semakin takut akan sesiko dosa dosamu yang kau lakukan selama hidupmu. Kau menyesal tiak bertaubat kepada Allah. Disaat yang semakin mencekam itu engkau ingin mengucapkan “istighfar”, tapi sayangucapan itu tdk berguna lagi.
Setelah usungan itu tiba di dekat kuburanmu dan setelah penutupnya dibuka kembali, kau diangkat perlahan lahan dengan iringan kalimat Tauhid. Kau merasakan orang orang yang memegang jasadmu, sementara kau tidak berdaya lagi. Jasadmu dalam keadaan kaku. Kau memperhatikan seluruh bagian kegiatan itu dengan amat mencekam. Kau menjerit lagi dan memohon. Oooh… Tuhan …., beberapa saat lagi jasadku. Bagaimanakah nasibku sesudah ini, Yaa Allah…? Nasib yang tidak pernah aku pikirkan selama hayatku.
 

Setelah jasadmu sampai itu sampai di bagian dasar kuburmu dan sesudah wajahmu dibuka dan dihadapkan ke kiblat sambil mencium tanah, kau menjerit minta ampum, engkau mertap minta dikasihani, kau semakin takut. Sementara orang orang yang bertugas di pekuburan hanya melepaskamudengan  perasaan haru.
Tiba tiba dalam keadaan sangat mengharukan itu, papan lahat diturunkan untuk menutupi bagian atas kuburmu. Agar jasadmu tidak tertimbun tanah. Kau mendengarkan semua itu. Kau lebih menjerit saat tanah mulai diturunkan, ditimbun perlahan lahan, di injak injak  supaya padat. Kau mendengarkan sangat jelas sekali bunyi tanah yang menyentuh papan. Kini kau benar banar sendirian didalam kuburmu. Kau tidak bisa lagi melarikan diri untuk menghindari bencana. Kau tidak bisa lagi minta tolong pada siapa pun. Kau benar benar menyerah pada keadaan yang memang tidak bisa diubah lagi.
Kalau dulu di dunia, bila ada petugas… kau bisa bersembunyi.
Kalau dulu didunia, bila ada polisi….kau bisa melarikan diri.
Kalau dulu di dunia, bila ada penegak hukum… kau bisa mencari perlindungan.
Kini kau benar benar sendirian menghadapi resiko yang amat menakutkan.
Saudaraku….!
Sementara engkau masih dalam ketakutan yang amat mencekam itu, tiba tiba kau mendengar bunyi sandal sanak keluargamu yang pulang meninggalkan kau untuk selamanya. Dengan perasaan yang amat mengharukan, kau hanya bisa berkata…..
Ooooh…. Tuhan…! Kini saudaraku meninggalkan aku sendirian, ayah dan ibuku juga telah kembali ke rumahnya, sanak saudaraku telah pulang ketempat tinggalnya masing masing. Mereka semua pulang untuk tidak kembali lagi selama lamanya. Cinta mereka hanya sebatas didepan kubur. Kasih sayang mereka habis ditetesan air mata.
Sementara dalam ratapan itu, tiba tiba datang dua Malaikat untuk mengadakan pemeriksaan selama dalam penantian yang panjang.
Dua Malaikat itu tiada lain Malaikat Mungkar dan Malaikat Nakir. Munkar dan Nakir adalah Malaikat khusus diciptakan Allah untuk bertugas di kubur. Tidak ada kerja mereka kecuali hanya itu. Setiap orang mati, setiap ada orang yang dikuburkan, dimana saja mereka berada, apakah itu dilaut atau di darat, terbakar atau dimakan binatang buas, tetap mereka mendapatkan pertanyaan dari dua malaikat di atas.
Nabi Muhammad SAW bersabda…,
“Sesungguhnya apabila seorang hamba diletekkan didalam kuburnya, dan para pengantarnya pad berangkat pulang sedangkan si mayit masih mendengar suara sepatu mereka, tibatiba datanglah dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir dan mendudukkannya lalu keduanya bertanya, Bagaimana pendapatmu tentang Muhammad SAW….? Jika si mayit orang mukmin, ia akan menjawab, saya mengakui bahwa Muhammad itu Rasul dan utusan Allah”. Malaikat itu berkata: “Lihatlah tempatmu yang pada mulanya dalam neraka telah dipindahkan oleh Allah kedalam Sorga”. Lalu ia melihat tempat itu sekaligus.
Adapun orang kafir atau munafik, jika ditanya masalah serupa…mereka akan menjawab: “Saya tidak tahu dan saya hanya mengikuti kata orang”. Malaikat itu berkata: “wah enkau tidak tahu dan tidak pernah membaca…! Lalu orang itu dipukul dengan pukulan besi sehingga meraung raung kesakitan. Jeritan itu didengar oleh penduduk langit dan bumi, kecuali jin dan manusia”. (HR. Bukhari Muslim)
Saudaraku….!
MAlaikat Munkar dan Nakir akan datang menemui dikubur. Kau akan didudukkan kemudian ditanya tentang keimananmu. Kalau kau beriman dan beramal sholeh kau akan menjawabnya dangan baik . setelah malaikat berkata : lihatlah tempatmu di syurga, maka engkaupun melihatnya dengan gembira.
Namun jika engkau kafir dan durhaka, semua pertanyaan malaikat itu tidak dapat kau jawabdengan benar, maka… engkaupun dipukul denan pukulan besi. Kau meraung raung kesakitan, tapi raunganmu itu tidak dipedulikan.
Riwayaat lain menyebutkan, Nabi SAW bersabda:
“Dikembalikanlah ruh seorang hamba itu ke kuburnya, tiba tiba datanglah dua Malaikat, lalu mendudukkannya dan berkata :
 Siapa Tuhanmu…?
Orang mukmin menjawab : Tuhanku adalah Allah.
Apakah Agamamu…?
Orang mukmin menjawab : Agamaku Islam.
Siapakah Laki laki yang diutus kepadamu….?
Orang Mukmin menjawab: Muhammad Rasulullah SAW.
Apakah pekerjaanmu…?
Ia menjawab : Aku membaca kitab Allah, maka aku mempercayainya dan aku   membenarkannya.
Maka terdengarlah suara dari langit. “Telah benarkah hamba-Ku dan kembangkanlah tikar dari syurga, berilah dia pakaian Syurga dan bukakanlah pintu syurga baginya.”
Adapun orang kafir, ruhnya dikembalikan ke tubuhnya, lalu datanglah kedua malaikat menyuruhnya duduk dan langsung bertanya ;
Siapakah Tihan mu…?
Orang kafir  menjawab : Saya tidak tahu…
Siapakah Laki laki yang diutus kepadamu….?
Orang kafir  menjawab : Saya tidak tahu…
Maka terdengarlah seruan dari langit. Memang orang itu mendustakan Rosul-Nya. Maka kembangkanlah baginya tikar dari neraka dan bukakanlah satu pintu neraka untuknya. Maka datanglah ke kuburnya panas api  Neraka dan disempitkan kuburnya sehingga orang kafir itu terjepit oleh tanah dan patahlah tulang tulang rusuknya”. (Ahmad bin Hambal).
Saudraku…!
Jika engkau tergolong orang orang yang taat, maka akan dihamparkan kepadamu hamparan Syurga yang indah dan akan dibukakan bagimu pintu Syurga. Kau akan merasa seakan kenikmatan dlm penantianmu hingga datang hari kebangkitan.
Namun…jika engkau tergolong orang kafir lagi durhaka, maka akan dihamparkan bagimu hamparan Api Neraka dan akan dibukakan bagimu pintu jahannam, maka engkau kepanasan dalam kubur hingga datang hari pembalasan.
Saudaraku,….
Itulah tahapan pertama perjalananmu menuju akhirat, kau tinggal dalam kubur yang sempit, atau alam barkzah yang kegelapan. Juga dapat dikatakan, alam penantian yang amat mencekam dan masa tunggu yang paling menakutkan.
Saudaraku….!
Di sana kau terbaring sendirian,
Bukan…..!
Disana kau menderita sendirian, karena pelanggaranmu didunia.
Karena dosa yang tak kau mohonkan ampun kepada Allah.
Disana tidak ada keluargamu, handai tolan, sahabat maupun tetanggamu. Tidak ada orang bisa member pertolongan jika engkau menderita. Disana jg tidak ada tempat berlari dari bencana.
Kalau dulu didunia, kau lari menghindari polisi. Kalau dulu, didunia kau bersembunyi menghilangkan jejak. Kalau dulu didunia, kau lari dari penegak hokum. Didalam kubur yang sempit itu, kau hanya menyerah kepada nasibyang benar benar sudah tidak dapat diubah.
Di “kubur” kau menderita dlam kesendirianmu. Meraung raung tidak ada yang peduli, menjerit kesakitan tak ada yang belas kasih.
Waktu demi waktu berganti penuh penderitaan, hari demi hari berganti penuh kesengsaraan. Tiada waktu tanpa siksaan, tiada hari tanpa jeritan. Penyesalan dan keluhan tidak memberi harapan, teriakan dan jeritan tidak mengurangi siksaan.
Demikianlah balasan bagi orang orang kafir dan durhaka, yang tidak mau peduli dengan peringatan Allah. Mereka bermandikan noda dan dosa berkepanjangan. Mereka terlena dengan kesenangan dunia dan melupakan kesengsaraan akhirat. Mereka terus berjuang hanya untuk keberhasilan dunia semata, mereka tidak pernah memikirkan kehidupan abadi di sisi Allah.
Mereka terus menerus hidup dalam kebebasan, mereka terus menerus mengejar kepuasan. Akhirnya Hingga datang ajalnya, mereka tidak sempat menyiapkan bekal, yang akan dibawa pulang. Bekal yang akan digunakan dalam “PERJALANAN ABADI”. Perjalanan yang tidak ada ujungnya.
Sungguh menyasal dan amatlah menyasal, orangyang tertipu dengan kesenangan dunia, padahal akhirat dia menerima siksaan yang tidak pernah berakhir.
Satu satunya harapan orang tua dalam “penantian kubur” ialah harta yang ditinggalkan, atau anak anak yang mendoakannya.
Saudaraku….!
Kalau kau tidak mendidik anak anakmu dengan didikan agama, maka harapanmu dalam kubur bukan saja sirna, melainkan berganti dengan siksa berganda. Harta digunakan oleh anak anakmu dalam kemungkaran, berhura hura tanpa batas. Bersenang senang dalam kedurhakaan. Mereka sibuk dalam kebebasan, bergelimang maksiat tak pernah mengenal puas.
Semua itu menjadi siksa berganda yang kau terima selama masa penantian dalam kegelapan kubur. Siksa akibat tidak memanfaatkan harta di jalan Allah, ditambah dengan siksa akibat kesalahanmu sendiri dan kesalahan anak anakmu yang kau tinggalkan. Mereka bukan saja tidak menunaikan kewajiban, tapi terang terangan menentang Allah dan menyalah gunakan harta warisan.
Saudaraku….!
Didunia kau berjuang mencari harta, tidak peduli sakit sengsara, tidak menghiaukan siang atau malam. Namu di kubur kau lebih menderita akibat harta yang disalah gunakan. Padahan jika kau gunakan hartamu di jalan Allah, kau tidak jadi sengsara. Kau juga tidak jadi miskin karenanya. Bahkan sebaliknya, hartamu akan bertambah, engkau akan dicintai sesame, engkau jg diridhohoi Alllah. Kau bahagia Dunia Akhirat.
Ingat saudaraku….!
Kau akan pulang keakhirat, hanya sedikit sekali, dua setengah persen saja. Tapi yang sedikit itu justru yang akan menyelamatkan engkau dalam keselamatan abadi. Bukan selama seratus tahun, bukan bahagia seribu tahun, melainkan bahagia selamanya. Sisanya akan kau tinggalkan untuk kesenangan orang lain.
Ingat…!
Orang lain senang didunia dengan hartamu, kau sendiri menderita dikubur, sendirian.
Saudaraku…..!
Sebelum kau menyesal dalam penyesalan panjang, didiklah anak anakmu baik baik. Tanamkan agama kepada mereka, engkau pasti selamamat dunia akhirat.
Supaya engkau lebih yankin akan hasih pendidikan terhadap anak anakmu, perhatikan berikut ini, riwayat tentang NIKMATNYA MENDAPAT KIRIMAN DARI ANAK SHOLEH.
Diriwayatkan seorang sahabat Nabi ysng bernama Abi qalabah ra, disuatu malam dia bermimpi melihat pintu kubur terbuka, dan semua ahli kubur itu berada diatas kuburnyamasing masing, dan dihadapan masing masing ahli kubur itu terdapat satu hidangan untuk Ruh. Tiba tiba beliau melihat behwa ada seorang ahli kubur tidak mempunyai hidangan dihadapannya.
Maka Abi Qalabah ra. Bertanya kepada ahli kubur yang tidak menerima hidangan tersebut. Mengapa engkau tidak menerima hidangan tersebut. Mengapa engkau tidak mempunyai hidangan seperti kawan kawan lainnya…? Ahli kubur itu mejawab: mereka yang mendapatkan  hidangan itu mempunyai anak yang sholeh, yang bersedekah dengan niat mohon disampaikan Allah kepada mereka yang telah meninggal, maka disampaikanlah niatnya itu kepada mereka. Sedangkan anakku tidak berbuat demikian, sebab itu aku tidak menerima kiriman hidangan seperti yang kau lihat, sehingga aku merasa malu dengan kawan kawanku”
Keesokan harinya Abi Qalabah ra. Memanggil anak ahli kubur yang tidk mendapat hidangan tersebut dan menceritakan apa yang dilihat dalam mimpinya. Setelah mendengar cerata tersebut, maka anak itupun bertaubat kepada Allahdan dia mulai melakukan amal sholeh serta bersedekah untuk orsng tuanya yang telah meninggal tersebut.
Beberapa waktu berselang, Abi Qalabah pun bermimpi lagi, mimpi berkunjung ahli kubur. Dalam mimpi tersebut dia melihat orang yang dulunya tidak memperolah hidangan, kini sudah mendapatkan hidangan sama seperti kawan kawan lainnya. Maka berkatalah ahli kubur itu kepada Abi Qalabah ra. “Semoga Allah member ganjaran atas kebaikanmu, karena anda telah melepaskan aku dari rasa malu” (Daqaaiqul Akhbaar).
Wahai saudaraku yang masih tetap dalam maksiat. Jangan kau kira bahwa kejahatanmu itu akan menyusahkan Tuhanmu. Jangsn kau kira bahwa kau melalaikan sholat itu  kau mengurangi kekuasaan Tuhanmu. Jangan kau kira meninggalkan PUasa Ramadhan itu menyebabkan Tuhanmu menderita. Jangan kau kira tidak menunaikan Haji ke Baitullah itu menyebabkan kemelaratan Tuhanmu. Jangan ksu sangka bahwa kau mencuri itu akan member kekayaan dan kejayaan bagimu. Jangan kau kira minum khamar itu akan menyelamatkan harta dan jiwamu. Jangan kau kira memakan harta orang tanpa hak itu akan membahagiakanmu.
Saudaraku….!
Pelanggaranmu adalah jeritanmu sendiri, maksiatmu adalah kesengsaraanmu. Bukan orang lain yang akan menerimaresiko akibat kesalahanmu. Segeralah bertaubat kepada Allah. Dia menanti kedatanganmu wahai saudaraku. Dia Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. Bahkan dalam sebuah hadits Qudsi Dia menyatakan:
“Wahai hamba – Ku, jika engkau datang dengan dosa sepenuh bumi, Aku akan mengampunimu sepenuh bumi itu pula”
Cepatlah mohon ampun kepada Allah, Dia pasti mengampunimu, karena memang Dia Maha Pengampun terhadap hamba hamba Nya.
Saudaraku…..!
Kuingatkan sekali lagi bahwa kubur adalah tempat transit pertama menuju Akhirat. Kubur adalah tempat menginap sebelum hari kebangkitan.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa  Sayidina Utsman ra. Setiap berada dipekuburan selalu menangis hingga basah janggutnya. Sahabat bertanya ; “Kenapa Engkau selalu menangis bila berada dipekuburan wahai amirul mukminin…?” Beliau menjawab : “Bagaimana saya tidak menangis. Nabi Muhammad saw. Pernah bersabda ; “Kubur adalah rumah pertama menuju akhirat. Jika orang yang berada didalamnya itu selamat, maka sesudahnya itu ia akan mendapaatkan kemudahan. Tapi kalau di kubur ia mendapat siksa, maka sesudah itu dia akan lebih sengsara lagi”.
“Kubur dan Rumah”, itulah dua kata yang berbeda, tapi fungsinya sama. Rumah tempat tinggal , kuburpun demikian. Itulah bahasa yang digunakan oleh Nabi untuk menarik perhatian kita.
Kalau di dunia orang tidak mau tinggal digubuk, kalau di dunia orang tidak mau tinggal di bawah kolong jembatan. Kalau di dunia orang terus memperbaiki rumah dengan menghabiskan anggaran ratusan juta, padahal hanya untuk dipakai untuk sementara. Kenapa orang melupakan rumah kedua yang pasti akan digunakan. Entah berapa juta tahun kita tinggal disana. hanyaAllah yang Maha Tau.
“Kubur” adalah rumah kecil yang ukurannya paling luas dua kali satu meter. Rumah kecil yang tidak dipakai pintu dan jendela, rumah yang laintainya tanah, dan didindingnya pun tanah.
Semua orang yang pernah hidup, pasti akan pindah kerumah itu secara bergantian. Setiap hari entah berapa ribu orang yang mati diseluruh dunia, tiada satupun orang yang mengetahuinnya.
Saudaraku….!
Walaupun gudang emasmu sepuluh, walaupun kekayaanmu berlimpah, kau tak boleh membaw kasur kekubur,  juga tak boleh membawa bantal sekecil apapun. Kalaupun kau membawanya, apa gunanya bagimu, sementara setiap saat kau di cemeti. Bahkan dihantarkan tikar jahannam untukmu. Kau akan tidur diatas bara api selama masa penantianmu.
Saudaraku…!
Kau hanya boleh membawa kain kafan beberapa meter. Kau akan dibaringkan ditanah bukan diats permadani yang kau injak injak dahulu dirumahmu.
Ingat….!
Berjuta tahun sendirian kau terbaring disana.
Bukan….!
Berjuta tahun kau diperiksa setiap detik. Begitu kau di cemeti oleh Malaikat Munkar dan Nakir, kau menjerit kesakitan yang tiada terperikan suaramu terdengar oleh penghuni langit dan bumi kecuali jin dan manusia.
Aduhai saudaraku….!
Sungguh mengerikan……!
Berabad abad lamanya kau menderita dalam kesendirianmu. Bukan sepertyi didunia dahulu, jika engkau sakit ada Ibu mu yang menghiburmu, ada ayahmu yang mencari obat, ada saudaramu yang menjagamu. Bukan oenderitaan rumah sakit yang selalu siap dengan pelayanan dokter. Bukan penderitaan penjara yang makanannya terbatas, tapi selalu ada.
Setiap saat ada yang datang, tapi bukan menanyakan sakitmu, melainkan petugas petugas kubur yang langsung memberikan balasan sesuai pelanggaranmu dulu didunia. Dicemeti dengan cemeti jahannam. Di pukul dengan palu Neraka, bahkan dihimpit tulang tulangmu, hingga hancur lebur, kemudian utuh kembali untuk menerima siksa selanjutnya.
 Sekali sekali datang selingan berupa serangan binatang berbisa. Binatang berbisa itu adalah jelmaan dari tabi'at mu atau sifat sifat mu yang tercela. Hasut, dengkidan iri hati. Sombong keras kepala, dendam dan sebagainya.
Saudaraku...! 
Kubur juga sebagai tempat menunggu yang paling lama. Bukan menunggu kebebasan dan pengampunan. Bukan menunggu saat istirahat dari penderitaan. Melainkan menunggu tibanya hari yang lebih mengerikan, hari bangkitnya semua manusia.
Ingat saudaraku....!
Bukan setahun kau disiksa didalam kubur. Bukan sepulah tahun kau dicambuk. Bukan seratus tahun kau dicemeti, bukan pula seribu tahun kau menderita.
Sungguh.....
Kita semua tak tahu entah berapa juta tahunorang menderita da;am kesendiriannya. Menerima siksa yang tek pernah mengenal istirahat.
Kalau dirumahmu kau menjerit ada saudaramu yang menghubungimu. Kalau dirumah sakit kau meraung raung, ada ibumu yang menunggu. Kalau dikamarmu kau menjerit ada ayahmu yang membantumu. Tapi kalau dikubur...kau sendirian, menjerit dan meraung raung tak ada yang perduli.
Keadaan ini terus menerus bersambung dan bersambung. Sampai  datang hari yang dijanjikan Allah, hari kebangkitan manusia.
Sungguh suatu perjalanan yang harus kita fikirkan matang matang dari sejak sekarang. Perjalanan yang sepatutnya tidak boleh dilupakan orang sedetik pun.
Perjalanan panjang yang mengerikan, perjalanan pangjang yang penuh teriakan, jeritan raungan yang memilukan, tapi tidak diperdulikan, perjalanan yang penuh resiko dalam kesendirian, perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Bukang perjalan sejuta kilometer, bukan hidup sejuta abad, melainkan perjalanan abadiyang tidak berkesudahan, didalam kesenangan yang sempurna atau dalam siksa yang tiada tertanggungkan.
Alangkah sengsaranya dan betapa menyesalnya kalau abadi dalam penderitaan "Api Jahannam" yang membara.

Bersambung..........
 Artikel ini saya kutip ulang dari Buku Menuju Perjalanan ABADI 
Palu 01 Juni 1998
Penyusun: 
H. Husain Usman Kambayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar