Senin, 22 November 2010

5 Tanda Pria Cocok Sebagai Pasangan Hidup

Oct 23rd, 2010
by wihans.
 wihans.web.id -  Tidak peduli bagaimana sifat dan kepribadian pria, ada karakteristik tertentu yang harus ia miliki untuk menjadi suami yang berkualitas di masa depan. Bagi Anda yang belum menikah, segera cek apakah pasangan saat ini memiliki kriteria sebagai suami berkualitas di masa mendatang.
Berikut ciri-ciri pria yang pantas untuk Anda jadikan pasangan hidup, seperti dikutip dari laman Shine:
J u j u r
Memiliki pasangan yang jujur bisa memberikan ketenangan batin. Jangan sampai kekasih yang akan dijadikan suami menyimpan rahasia dari Anda. Keterbukaan adalah kunci keharmonisan dalam rumah tangga.
Selalu Memberikan Dukungan
Dukungan dari kekasih adalah penyemangat hidup seseorang. Begitupula jika dia telah menjadi suami di masa depan. Suami yang selalu memberikan dukungan pada istrinya bisa menjadi kunci pernikahan berhasil.
Punya kepribadian menyenangkan
Apakah calon suami punya selera humor yang baik, atau tidak mudah diajak bercanda? Ia adalah orang yang akan menemani Anda menghabiskan sisa hidup. Jika Anda tidak menikmati kebersamaan dengannya sekarang, 10 atau 20 tahun lagi hubungan Anda bisa makin hambar. Pernikahan selalu diwarnai suka dan duka, tapi setidaknya ada saat-saat tertentu pasangan bisa membahagiakan Anda.
Pekerja keras
Tugas seorang pria adalah mencari nafkah untuk keluarganya. Meski saat ini kebanyakan wanita juga berkarier untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, seorang pria tetap memikul tanggung jawab utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Pria yang malas dan bukan tipe pekerja keras hanya akan membuat rumah tangga Anda terpuruk. Untuk itu, cobalah selektif dalam memilih suami. Tapi, bukan berarti Anda hanya mengharapkan pria kaya untuk dijadikan pasangan hidup. Cari pria yang mau bekerja keras untuk keluarganya.
Mencintai apa adanya
Mencintai segala kekurangan yang ada pada diri seseorang akan lebih baik daripada mencintai kelebihannya. Jika pria menyukai wanita dari kecantikannya, suatu saat rasa cintanya bisa saja pudar seiring dengan pudarnya kecantikan Anda. Namun, jika dia bisa menerima segala kekurangan Anda, dialah calon suami yang tepat untuk Anda pilih.
[ hanyawanita ]

Sabtu, 20 November 2010

Obat Kanker Paling Ampuh Yang Tersembunyi


Posted by Anef Cinta on Oktober 23rd, 2010
Sirsakwihans.web.id – Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh dibanding terapi kemo (Kemo Theraphy). Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.
Tapi kenapa kita tidak tahu ?
Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat2nya, mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia…
Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia2, mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet milyaran dollar menutup rapat2 rahasia keajaiban pohon graviola ini.
Pohonnya rendah, di brazil dinamai “Graviola”, di Spanyol “Guanabana” bahasa inggrisnya “soursop”. Di Indonesia, ya buah sirsak. Buahnya berduri lunak, daging buah berwarna putih, rasanya manis2 kecut/asam, dimakan dengan cara membuka kulitnya atau di buat jus.
Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.
Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Science Institute bagi orang2 amerika adalah institute ini membuka tabir rahasia buah ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah : jauh dipedalaman hutan amazon, tumbuh “pohon ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan hidup. Tidak ada yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa2 yang akan datang.
Riset membuktikan “pohon ajaib” dan buahnya ini bisa :
• Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, Tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
• Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
• Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan.
• Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika. Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak ( sari ) buah ini adalah
• Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas.
• Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan.
• Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel2 sehat.
Riset telah di lakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa2 mengenai hal ini ? jawabnya adalah : begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan.
Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh dihutan Amazon ini. Ternyata beberapa bagian dari pohon ini : Kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika selatan untuk menyembuhkan : sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik. Dengan bukti2 ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker.
Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini. Kenapa?
Dibawah undang2 federal, sumber bahan alami untuk obat DILARANG / TIDAK BISA dipatenkan.
Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk membuat sinthesa/cloning dari Graviola ini agar bisa di patenkan sehingga dana yang di keluarkan untuk riset dan aneka test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar. Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa di-kloning. Perusahaan gigt jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka test.
Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar ber-angsur2 memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.
Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari team riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengupulkan bahan2 alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.
Ketika para pakar risetdari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif.
The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak di publikasikan.
Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang di lakukan leh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.
Suatu studi yang di publikasikan oleh The Journal of Natural Products meyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di korea selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsure kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan Terapi Kemo.
Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah : Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh/terganggu . Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel2 reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif : rasa mual dan rambut rontok.
Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker : prostate, pancreas, dan Paru2.
Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari lembaga2 tersebut di atas.
Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budidayakan dan di panen oleh orang2 pribumi Brazil, kini bisa di peroleh di Amerika.
Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker.
Untuk pencegahan:
disarankan makan atau minum jus buah sirsak.
Untuk penyembuhan:
- 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap
dan air tinggal 1 gelas saja.
- Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari 2 kali.
- Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi.
Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter, katanya cukup berkhasiat.
Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi,
bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal
dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.
Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel sel yang normal.
Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping apapun.Sebar luaskan kabar baik ini kepada keluarga, saudara, sahabat,dan teman yang anda kasihi.
Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat di jumpai dalam Beyond Chemotherapy : New Cancer Killers, Safe as Mother’s Milk, sebagai free special bonus terbitan Health Science Institute.
[ FB Nunomtasa ]
Artikel Terkait
You can leave a response, or trackback from your own site.

Rabu, 17 November 2010

Attitude is Everything - Sikap adalah Segalanya (Sumber: Attitude is Everything - Sikap adalah Segalanya oleh Andrew Ho)

Attitude is a little thing, but can make big differences. ¡V Sikap
adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang
besar.

Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan
seseorang. Sejumlah ilmuwan dari universitas terkemuka di dunia
mengungkapkan bahwa manusia dapat menggali potensinya secara lebih
mendalam dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasil
penelitian terhadap ribuan orang-orang yang sukses dan terpelajar,
berhasil disimpulkan bahwa 85% kesuksesan dari tiap-tiap individu
dipengaruhi oleh sikap. Sedangkan kemampuan atau technical expertise
hanya berperan pada 15% sisanya.

Sikap mempunyai peran yang lebih besar di bidang bisnis jasa maupun
bisnis pemasaran jaringan. Sikap berperan pada 99%, jauh lebih besar
dibandingkan peran keahlian yang hanya 1%. Dapat dikatakan bahwa
mencapai sukses di bisnis jasa maupun bisnis pemasaran jaringan
sangatlah gampang, selama dilakukan dengan sikap yang positif. Ada
sebuah kata-kata bijak yang menyebutkan, "Your attitude not aptitude
determine your altitude ¡V Sikap Anda bukanlah bakat atau kecerdasan,
tetapi menentukan tingkat kesuksesan Anda."

Pengaruh Kekuatan Spiritual, Impian dan Antusiasme Terhadap Sikap
Seseorang

Sikap positif dapat terus ditingkatkan, tentu saja memerlukan waktu
cukup lama dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor spiritual
atau kemampuan untuk bersyukur, aspirasi atau kemampuan menciptakan
impian dan kekuatan atau semangat dalam diri manusia itu sendiri
sangat mempengaruhi sikap seseorang. Faktor-faktor tersebut
memberikan kontrol terhadap sikap seseorang dalam memilih respon
terbaik atas kejadian-kejadian yang dialami.

Kekuatan spiritual berpegaruh terhadap kemampuan seseorang dalam
melihat sisi positif dari setiap kejadian. Kekuatan keimanan
menjadikan seseorang akan mampu mengartikan semua fenomena hidup ini
sebagai pelajaran berharga, yang dapat membangkitkan nilai lebih
dalam diri.

Contohnya saja Helen Keller, meskipun kehilangan fungsi indra
pendengaran dan penglihatan sejak usia 19 bulan, ia masih selalu
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Aku berterima kasih kepada
Tuhan atas segala cacatku. Karena cacat yang kuderita, aku berhasil
menemukan diriku sendiri, pekerjaanku dan Tuhanku," kata sarjana
lulusan Harvard University di Amerika itu. Dengan kekuatan keimanan
ia dapat melakukan fungsinya sebagai umat manusia secara optimal,
yakni sebagai seorang penulis karya sastra dan guru bagi orang-orang
buta dan tuli.

Selain itu, kekuatan spiritual merupakan kontrol yang sangat efisien
terhadap sikap seseorang. Sehingga orang itu tetap memiliki tekad
yang kuat untuk berusaha dengan cara-cara yang positif tanpa kenal
putus asa. Kekuatan spiritual mengarahkan sikap seseorang dan
pikirannya kepada hal-hal yang positif, tidak dihantui oleh rasa
tidak percaya diri, malas, dan sikap negatif lainnya.

Sikap juga dipengaruhi impian. Seseorang yang selalu dapat
memperbarui impian akan cenderung bersikap berani, rajin, percaya
diri atau bersikap lebih positif. Impian yang besar akan menjadikan
seseorang berusaha mengadaptasikan sikap mereka menjadi penuh
tenggang rasa, jujur, hormat, tegas, insiatif, berjiwa besar dan lain
sebagainya. Orang yang mempunyai impian akan selalu dapat
mengendalikan sikap dengan pikirannya.

Oleh sebab itu, letakkan satu standar yang lebih tinggi, sehingga
potensi diri kita dapat ditingkatkan. William Faulkner, seorang
novelis peraih hadiah nobel, mengatakan, "Impikan dan bidiklah selalu
lebih tinggi daripada yang Anda sanggupi. Janganlah hanya bercita-
cita lebih baik daripada pendahulu atau sesama Anda. Cobalah menjadi
lebih baik daripada diri sendiri." Artinya, kita senantiasa
memerlukan impian sebagai kontrol terhadap sikap dan mencapai
kemajuan hidup yang berarti.

Selain impian, ada satu hal yang penting disini yaitu antusiasme.
Kata itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu en theos artinya God in
you ¡V Tuhan bersamamu. Disaat kita sedang bersemangat, pada saat
itulah Tuhan senantiasa mendampingi kita. Dengan semangat itulah
manusia menciptakan impian yang lebih besar, berusaha memperoleh
kemajuan-kemajuan serta mencapai sukses. Elbert Hubbart pun
menegaskan, "Nothing great has ever been accomplished without
enthusiasm. ¡V Tidak ada satupun kemajuan menakjubkan untuk diraih
tanpa antusiasme."

Semangat dapat terus ditingkatkan dengan mengisi setiap detik waktu
kita dengan kebiasaan-kebiasaan yang konstruktif. Kebiasaan-kebiasaan
positif itu diantaranya mendengar, membaca, berbicara dan bergaul
dengan orang yang positif. Jika seseorang dapat mempertahankan dan
meningkatkan semangat hidup dalam dirinya, maka sikapnya menjadi
lebih terarah hingga dapat menikmati hal-hal yang benar-benar
menakjubkan di dunia ini.

Sikap yang benar-benar didasari oleh faktor-faktor spiritual, impian
dan antusiasme yang kuat pada kenyataannya selalu positif. Sikap
positif itu sendiri sangat mempengaruhi seseorang untuk dapat
mengekplorasi seluruh potensi diri dan meraih kesuksesan maupun
kebahagiaan. Sikap ternyata yang terpenting bagi kemajuan atau
kebahagiaan Anda saat ini dan di masa-masa yang akan datang. Oleh
sebab itu dikatakan bahwa sikap adalah segala-galanya ¡V Attitude is
Everything.

Sumber: Attitude is Everything - Sikap adalah Segalanya oleh Andrew Ho

Apa yang kita sombongkan

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia
melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan
ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya
bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu
bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang
meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi
mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang
tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya
mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh
perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang
benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat
terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih
kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita
merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan
dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita
sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih
tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula
kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus
di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.Pada tataran
yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-
esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu
kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada
sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong
tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan
kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita
dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring
dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari
sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu
mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi
ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan
(ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari
segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran
sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada
dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu
menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi
akhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara
tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan
tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam
kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh
penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita
lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu
menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita
lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita
sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi
kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita
berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali
kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti
akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih,
makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang
berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita
sombongkan?

Apa yang kita sombongkan

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia
melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan
ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya
bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu
bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang
meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi
mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang
tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya
mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh
perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang
benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat
terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih
kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita
merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan
dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita
sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih
tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula
kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus
di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.Pada tataran
yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-
esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu
kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada
sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong
tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan
kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita
dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring
dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari
sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu
mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi
ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan
(ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari
segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran
sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada
dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu
menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi
akhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara
tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan
tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam
kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh
penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita
lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu
menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita
lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita
sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi
kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita
berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali
kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti
akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih,
makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang
berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita
sombongkan?

Bahan Bacaan dan Cernaan Otak kiri dan Kanan

Bahan bacaan dan cernaan otak kiri dan kanan.
      ( Subhanallah. ....nice story...:)

      1.Latar Belakang

      Prinsip utama saya sejak beranjak dewasa sampai sebelum perjalanan
umroh
      ini adalah : "Tak ada keajaiban". Segala sesuatu harus masuk logika,
      masuk akal, dan jauh dari hal-hal yg tak masuk akal. Segala sesuatu
      mesti ada penjelasan ilmiahnya.

      Oleh karena itu pandangan saya selalu mengacu kepada konsep
hukum-hukum
      fisika, sosial, dan hukum psikologi. Tak ada kejadian yg pernah bisa
      melanggar hukum alam. Setiap pohon pisang akan berbuah pisang, setiap
      mahluk hidup mempunyai siklus biologi sesuai spesisnya, setiap apapun
      didunia ini tidak ada yg bisa lepas dari hukum absolut alam semesta.
      Takkan pernah ada cimpedak berbuah nangka kecuali dalam sajak. Takkan
      pernah ada orang kebal peluru. Takkan pernah ada keajaiban, keanehan,
      atau anomali hukum alam.

      Sebelumnya saya hanya tertawa mendengar cerita-cerita keajaiban
ataupun
      kejadian luar biasa yg kerap terjadi pada orang yg melakukan ibadah
haji
      atau umroh di tanah suci. Mungkin itu hanya kebetulan, atau mungkin
itu
      hanya bohong belaka.

      Sehingga kajian saya mengenai telaah agama islam, selalu mengacu
kepada
      analisa, sentesa, konseptual, dan hipotesa. Pendeknya, tak ada alat yg

      saya miliki untuk telaah tsb selain metode ilmiah, sampai saya dipaksa

      harus menyadari instrumen lain yg sesungguhnya ada dan tak pernah saya

      gunakan.

      2. Perjalanan I : Jkt-Jeddah

      Saya berangkat dengan apa adanya menuju Jeddah. Instruksi saya kepada
      secretaries yg membooking perjalanan untuk mengambil paket yg paling
      murah, paling singkat, dan paling efisien. Boleh dikata niat saya
bukan
      untuk ibadah, tapi untuk sebuah hipotesa.

      Diperjalanan, saya bertemu dengan seorang Haji yg telah beberapa kali
      berhaji dan berumroh, Bp H Tabrani (63), mantan walikota Jakarta
Timur,
      kelahiran Aceh.

      Kamipun terlibat diskusi dipesawat. Saya katakan bahwa saya datang ke
      Mekkah bukan untuk cari umur panjang, rejeki, kemakmuran, kekayaan,
dsb.
      Saya katakana saya hanya ingin mencari petunjuk, hidayah bahwa
Al-Qur'an
      adalah memang benar datangnya dari Allah dan bukan konsepnya Muhammad
.
      Saya ingin tahu hipotesa saya benar atau salah.

      H.Tabrani berkata, " Insya Allah you akan dapat semua itu. Namun semua

      akan tergantung dari cara you memandangnya, apakah fenomena itu adalah

      sebuah petunjuk, atau hanya sebuah kebetulan ".

      2.1 Kejadian 1

      Beberapa saat setelah beliau bicara, tiba-tiba mesin pesawat mati
satu.
      Penumpang pun diharap kembali ketempat duduk masing-masing dan
memasang
      sabuk pengaman. Penerbangan baru berlangsung 45 menit. 5 menit
kemudian
      kedua mesin Boeing 747 disayap kiri mati. Pilot pun memberitahukan
bahwa
      pesawat harus kembali ke Airport Soekarno Hatta.

      Kemudian pesawat mengalami turbulens yg menyeramkan disertai jeritan
      penumpang, sementara saya melihat kejendela pembuangan bahan bakar
mulai
      dilakukan. Ini merupakan pemandangan yg sama sekali tidak
menyenangkan.

      Saat itu saya mulai takut dan berfikir tentang kematian. Berkali-kali
      saya terbang, baru kali ini mengalami kejadian yg demikian. Apakah
      tempat yg saya tuju memang luar biasa ? Ataukah ini hanya kebetulan
saja ?

      Dengan sisa mesin dan kekuatan yg ada, pesawat terbang miring dan
      mendongak, sementara yg saya lihat dibawah hanya lautan lepas. Namun
      akhirnya pesawat dapat mendarat di Soekarno Hatta dengan selamat,
      diiringi beberapa mobil pemadam yg siap siaga.

      Kami semua di inapkan di Horison Hotel-Ancol.
      Di Hotel diskusi saya dengan Bp H Tabrani berlanjut.
      Saya tanya ; Aca :" Pak Haji, kok susah bener ya mau ke Mekkah aja ?"
      " Baru kali ini saya saya naik pesawat kayak begini"
      H Tabrani : " You kurang niat kali... ini khan bukan perjalanan
biasa".
      Aca : Apanya yg luar biasa. Secara teknis tetap sama"
      H Tabrani : " Wah...you boleh pilih, melihat ini sebagai
      sebuah Kebetulan, atau sebuah kebesaran Allah ! "
      Aca : " Tapi Pak, kenapa kalau Allah mau kasih pelajaran Semua satu
pesawat terkena
      getahnya, padahal khan Ada penumpang lain seperti Bapak yg sudah
berniat
      bulat umroh tetapi juga batal ".

      H Tabrani : " Andry...you khan tahu tidak semua penduduk Indonesia
bobrok
      mentalnya, tetapi, jika Allah mau kasih pelajaran khusus - hampir
      seluruh rakyat Indonesia terkena dampaknya". " Bisa jadi karena you
      dengan niat hipotesa atheis itu - kita semua satu pesawat terkena
      akibatnya". "Coba dech.. you pikirin ! "

      Akhirnya saya mulai tafakur, mencoba untuk merendahkan hati, sholat
      isya' - dan membaca niat untuk umroh. Saya mulai membuka-buka
buku-buku
      petunjuk menjalankan umroh. Walau saya jarang (hampir tidak pernah)
      berdo'a, saya baca-baca do'a nya.

      2.2 Kejadian 2

      Esoknya kami berangkat dengan pesawat lain. Dan ketika itu saya
melonjak
      kegirangan, karena saya di up-grade ke first class. Waduh, enak juga,
10
      jam terbang tanpa harus berdesakan dengan fasilitas lainnya yg tidak
      sama dengan economi.
      Tiba-tiba H Tabrani datang, " Wah you koq disini ?
      " Aca : " Alhamdulillah saya di up-grade Pak "
      H Tabrani : " Waduh...enak benerrrr, you udah niat umroh ? "
      Aca : " Udah Pak, semalam saya tafakur, berdo'a dan membaca niat "
      H Tabrani : "Bagus kalau begitu. You sekarang melihat kan Allah bisa
memberikan imbalan kenikmatan secara
      Langsung "
      Aca : "Loh tapi Pak Haji, ini khan petugas maskapai yg Ngatur!?"
      H Tabrani : " Bukan ! ini Allah yg ngatur, melalui tangan petugas"
      Aca : " Wah ini mungkin hanya kebetulan saja Pak !" " Nggak masuk akal

      kalo Cuma karena niat, saya langsung diberi kenikmatan oleh Allah ".
      H Tabrani : " OK... khan saya sudah bilang dari kemarin, semua
Terserah you
      saja, apakah you mau melihat dengan Kacamata kebetulan, atau kacamata
iman !"

      H Tabrani pun mulai sewot dengan saya. Entah karena nggak di up-grade
      atau karena sikap saya yg dianggapnya wangkeng.

      2.3 Kejadian 3

      Dipesawat, saya dikenalkan oleh pramugari kepada 2 orang penumpang yg
      menekuni manajemen pikiran. Dian, pramugari yg sebelumnya terlibat
      diskusi agama dengan saya dan H Tabrani, menyarankan agar masalah saya

      diungkapkan kepada mereka. Kamipun berkenalan, seorang bernama Nur
      Cahyo, seorang lagi bernama Kartiko (mungkin muridnya).

      Saya jelaskan permasalahan utama saya. Akhirnya ia menjelaskan, " Sdr
      Andry, selama ini saya tahu anda telah banyak berupaya, namun upaya
itu
      belum optimum. Apa sebab - karena sdr hanya menggunakan sebahagian
yakni
      bagian kiri saja dari otak sdr ".

      "Karena otak, mempunyai 2 belahan, belahan kiri yg fungsinya untuk
      menganalisa, kalkulasi, logika, konsentrasi, hipotesa, dsb, dan
belahan
      kanan yg berfungsi mencerna keindahan, emosi, seni (spt musik),
      euphoria, keimanan, dsb. Kedua belahan otak tsb harus sdr gunakan.
Wajar
      kalau saudara hanya mengandalkan analisa dan mendewakan sirkuit
logika".

      "Ada daerah kekuasaan Tuhan yg tidak dapat dianalisa dan didiskusikan.

      Daerah tsb hanya dapat dicerna oleh perasaan yg kita sebut iman".

      "Loh...itu khan basic prinsip Quantum Learning, saya tahu benar itu ",

      kilah saya.
      "Betul...bagus kalau anda tahu - tapi pernahkah anda terapkan dalam
pencarian ini ?".

      Saya mulai bingung dengan pertanyaan Kartiko.
      Saya tahu benar ilmu itu, karena saya sering jadi pembicara tentang
      metode belajar dan bekerja menggunakan keseimbangan otak kiri - kanan.


      Kepala saya seperti dipentung oleh senjata saya sendiri.

      Kartiko melanjutkan, "Jika yg sdr cari adalah petunjuk, ia dapat
berupa
      ilham, mimpi, atau fenomena dan kejadian-kejadian yg tak masuk akal.
      Sdr tak akan bisa menelaah semua itu nanti di perjalanan dengan otak
kiri
      (analisa) saja. Hasilnya akan sdr pisah-pisah dan terlihat tidak
      berkaitan satu sama lain. Namun apabila sdr gunakan juga otak kanan
      (intuisi/rasa/ iman), hasilnya akan sangat menakjubkan" .

      H Tabrani pun ikut terlibat diskusi, dan ia banyak membenarkan
perkataan Kartiko.
      Sebelum Kartiko kembali ke kursi duduknya, saya bertanya kepadanya,
"Anda kuliah dimana ?".

      Kartikopun menjawab "Politeknik Mekanik Swiss".

      "Astaga, angkatan berapa ?".
      "Angkatan 88", jawabnya.

      Akhirnya, kami pun bertambah mesra.

      Saya mulai menarik hipotesa dengan kedua belahan otak saya ;

      1. Apakah instrumen ini berguna (telaah menggunakan kedua belahan
otak)untuk pencarian saya ?
      2. Kenapa saya tak pernah menggunakannya, padahal saya tahu dan
gandrung dengan ilmu itu ?
      3. Apakah ia hanya seorang kenalan di pesawat, atau kah sebuah
petunjuk agar saya menggunakan instrumen itu dalam perjalanan sekarang dan
nanti ?
      4. Apakah pertemuan kami ini hanya sebuah kebetulan ?
      5. Apakah Kartiko juga seorang yg kebetulan berlatar belakang
pendidikan sama dengan saya sehingga jalan berfikir kami sepertinya klop !?

      Saya kembali membahas ini dengan H Tabrani.
      Beliau seperti biasa sambil sewot, " Terserah...you mau lihat dari
      kacamata kebetulan atau kacamata kebesaran Allah !".

      Sayapun mulai tak percaya dengan diri saya.
      Saya mulai goyah dengan pandangan saya selama ini.

      2.4 Kejadian 4

      Akhirnya kami pun tiba di Jeddah, yg kemudian perjalanan disambung ke
Madinah.
      Malam hari kita berangkat sholat Isya' ke Masjid Nabawi. Disini
Rasululloh dimakamkan, jelas H Tabrani.
      "Kok kuburan di Masjid Pak Haji, nggak bener itu !"
      "Wah you ini mau sholat apa nggak !". "You khan bisa sholat karena
orang yg dimakamkan disini !".
      Tanpa banyak bantah saya ikuti ajakannya sholat diluar (halaman)
Masjid (karena larut, pintu masuk sudah ditutup).
      Saya sholat tepat disamping pintu makam Rasululloh, sedang H Tabrani
sholat 5 meter didepan saya.

      Tiba-tiba, baru saja saya takbiratul ihrom, pintu disamping saya
berdebum.
      Sayup-sayup berdebum. Seperti suara orang kerja. Tapi lebih
      mirip suara orang marah-marah membanting meja atau kursi.

      Tiba-tiba perasaan takut saya datang.
      Akhirnya saya batalkan sholat saya, pindah menjauhi makam Rasululloh.
      Makam orang yg saya pikir pembuat Al-Qur'an. Dan saya mulai dihantui
      pemikiran tersebut. Sholat saya sudah nggak bisa khusuk lagi.

      "Andry...kamu kenapa pindah sholatnya ?", tanya H Tabrani.
      "Nggak tahu tuh Pak, ada suara berisik dipintu, sepertinya pintu itu
mau dibuka orang ", jawab saya.
      "Suara berisik apa ".
      "Loh Pak Haji nggak denger barusan "
      "Enggak ah..., Iqbal...kamu dengar suara ?" "Enggak Pak..."

      Perasaan saya mulai nggak karuan. Rasa takut dicampur rasa bersalah.

      Saya coba analisa pakai belahan kiri, bahwa mungkin posisi saya yg
tegak lurus dengan pintu menyebabkan saya bisa dengar, namun mereka karena
tidak tegak lurus, mereka tak bisa mendengar.
      Tapi harusnya juga dengar. Mustahil tidak, karena suara itu keras koq.


      Akhirnya saya ceritakan ke H Tabrani tentang perasaan kacau saya.
      Saya ceritakan bahwa saya pernah menulis e-mail yg berpendapat apakah
semua
      ini bisa-bisa nya Muhammad. Kala itu saya tetap menyangsikan kronologi

      turunnya wahyu. Hingga saya mensejajarkan posisi Muhammad dengan
      Napoleon, Karl Marx, Einstein, Aristoteles, Plato, dan pemikir besar
      dunia lainnya.

      "Wah...kalau you udah sadar itu salah, you mesti minta maaf besok
didalam Masjid, tepat disamping makamnya kalau bisa ", kilah H Tabrani.

      Esok hari, pagi-pagi sekali kami bangun, berangkat menuju Masjid
Nabawi.
      Masjid besar dengan halaman yang juga besar.
      Dengan terhuyung sambil ngantuk (karena nggak biasa bangun dan sholat
shubuh) saya berjalan menyusuri halaman Masjid seperti menyusuri 2 kali
panjang lapangan bola.
      Seluruh lantainya ditutupi Pualam putih.

      Setelah melewati pintu utama, saya berjalan memasuki ruang dalam
Masjid
      area perluasan King Fadh. Saking besarnya, pandangan lepas kita tak
      dapat melihat ujung Masjid lainnya. Lantai, dinding dan Tiang ditutupi

      marmer yg dipolish licin. Setiap tiang terdapat lubang AC yg dapat
      mengatur suhu ruangan otomatis.

      Kami terus berjalan menuju Raudah (batas bangunan asli Masjid yg
      dibangun Muhammad) melewati area perluasan King Azis.
      Antara perluasan King Fadh dan King Azis terdapat Kubah yg dapat
terbuka dan tertutup otomatis.
      Sempat terfikir oleh saya, betapa besar biaya yg diperlukan untuk ini
semua.
      Namun saya coba tahan pemikiran negatif itu dan menggantikannya
      dengan fikiran betapa besar pengaruh Muhammad sampai sekarang hingga
      dapat terwujud Masjid sebesar dan seagung ini.

      Kamipun hampir mencapai Raudhah, namun tak bisa masuk karena penuhnya.

      Setelah sholat Shubuh, saya dianjurkan H Tabrani untuk berdo'a di area

      Rhaudah.
      "Kenapa .?", tanya saya.
      "Berdoa disana Insya Allah lebih amat makbul (dijawab oleh Allah
terhadap permintaan doa kita).
      Sempat terbesit pertanyaan saya, apakah doa orang yg berdoa di Masjid
Dago Atas tidak makbul ?
      Namun saya mulai menahan diri terhadap pemikiran dan pertanyaan model
itu.

      Setelah berdoa, kamipun berdesakan keluar melalui Pintu Jibril, pintu
yg melewati tepat muka makam Rasululloh.
      Saya ambil barisan paling kiri, barisan yg paling dekat dengan sisi
makam.
      Kami berjalan berdesakan, perlahan, penuh sesak namun sangat tertib.
      Dari kejauhan saya melihat pagar makam yg didalamnya gelap tak ada
cahaya.
      Dalam antrian perlahan saya mendekati makam.
      Didalam pagar terlihat tiga makam yg ditutupi kain.
      Saya tak tahu yg mana Makam Rasululloh, yg mana makam Abu Bakar, dan
yg mana makam Khadijah, isteri Nabi.

      2.5 Kejadian 5

      Disepanjang makam berdiri 4 orang tua dengan badan tinggi bersorban yg

      selalu menepis tangan orang yg mencoba memegang pagar dengan meratap.
      "Musyrik !!!", hardiknya.
      Mereka senantiasa menjaga perilaku setiap orang yg mencoba ziarah
dengan kelakuan aneh.
      Disini saya mulai mengerti arti Islam sebagai agama Tauhid.
      Agama yg berillah hanya dan hanya kepada Allah. Tiada kepada yg lain,
tiada pula kepada para Nabinya.
      Nabi hanya sebagai pembawa RisalahNYA, MandatarisNYA, dan bukan tempat
untuk meminta atau berdo 'a.
      Nabi juga bukanlah anakNYA, karena beranak pinak adalah perilaku
ciptaaNYA dan bukan salah satu sifatNYA/perilakuNY A.
      Musyrik atau Syirik, mensyarikatkan Allah dengan sesuatu lainnya
adalah
      satu-satunya perbuatan dosa yg tidak pernah diampuni Allah.

      Bukan maksud saya menyindir, tapi sering kali orang melakukan
"HUMANISASI" .
      Imajinasi bentuk alien (mahluk luar angkasa) tak pernah
      jauh lari dari bentuk manusia, berbadan, berkepala, bertangan dan
berkaki.
      Film-film kartun Hollywood, selalu menampilkan bentuk perilaku
      binatang yg bertingkah polah bagai manusia, dan berbentuk fisik yg
sudah dirobah menjadi mirip manusia.
      Dongeng-dongeng binatang buku cerita untuk anak kecil juga demikian.
      Robot-robot sekarang dan masa datang,mengambil analogi kerja tubuh dan
bentuk badan manusia.
      Sampai-sampai Tuhan atau Dewa-dewa yg digambarkannya pun mirip bentuk
manusia.
      Adapula yg menganalogikan perilaku Tuhannya seperti manusia dengan
perilaku beranak pinak.
      Disini saya merasa mendapat petunjuk, bahwa Muhammad NabiNYA, bukan
anakNYA, bukan tempat meminta.

      Ketika saya tiba persis dimuka makam, seseorang dengan suara yg berat
      dibelakang saya berkata perlahan. Tidak keras namun tidak berbisik.
      Kedua tangannya memegang pundak saya dari belakang. Ia berkata dalam
      bahasa Arab, " Ya Rasululloh.. .ini aku, aku datang kepadamu, bukan
untuk meminta sesuatu yg lain.
      Aku hanya ingin meminta maaf kepadamu ya Habiballoh.
      Aku hanya mengagumimu namun aku tak pernah memujimu.
      Aku fikir aku telah menempatkanmu pada posisi yg tinggi, namun
ternyata
      engkau lebih mulia dari itu. Aku tidak mencela engkau namun aku sadar
      aku telah melecehkan engkau. Aku minta maaf ya Rasululloh".

      Pembaca, saya dapat mengerti hampir seluruh ucapannya dalam bahasa
Arab
      itu, namun saya belum pernah belajar Nahu sorob atau bahasa Arab !
      Saya jadi bingung sendiri. Saya lihat dipundak saya salah satu
tangannya yg
      memegang pundak saya dari belakang, besar sekali dan hitam legam.
Waktu
      saya menolah kebelakang, orang tersebut seperti dari Afrika, tinggi
luar biasa, hitam legam.
      Ia mengucapkannya sambil merintih menahan tangis.
      Rasa haru, menyesal luar biasa, dan sedikit ketakutan pun menyelimuti
saya.
      Saya tak ucapkan kata apapun. Semua yg akan saya ucapkan telah
      diucapkan orang dibelakang saya dalam bahasa Arab yg saya tiba-tiba
mengertinya.

      Keluar pintu Jibril, saya menunduk menahan tangis dan haru, agar tak
terlihat H Tabrani dan Iqbal puteranya.
      H Tabrani tahu itu. Merekapun mempercepat langkah agar tetap didepan
saya.
      Saya coba cari orang tinggi besar hitam tadi.
      Mungkin karena ramai kerumunan, saya tak dapat menemukannya.

      Sesampai di Hotel, kamipun mendiskusikannya. Terutama tentang dapat
      mengertinya saya terhadap ucapan dalam bahasa Arab.

      Saya bilang : "Mungkin begini Pak, karena saya dihantui rasa
bersalah,dan memang saya akan berkata minta maaf, maka persepsi saya
terhadap apa yg diucapkan orang tadi adalah persepsi fikiran saya".

      H Tabrani : "Itu mungkin. Mungkin saja. Tapi mungkin juga petunjuk,
      bahwa beliau (Rasululloh) tahu benar isi hati anda, dan beliau dengan
      ahlaknya yg mulia sudah memaafkan you tentunya".

      Aca : " Ah...masak sich Pak. Sedemikian mudah dan cepatnya saya
mendapat petunjuk "

      H Tabrani : " Temen you dan saya khan sudah berkali-kali mengatakan,
      semua itu terserah you saja. Apakah you mau anggap itu semua kebetulan

      atau sebuah petunjuk. Berkali-kali saya mengatakan - terserah you saja
!"

      Saya mulai tak banyak membantah.
      Saya benar-benar mulai berfikir, bahwa tak ada yg namanya kebetulan.
      Semua sudah ada aturannya, semua sudah ada sebab akibatnya.
      Ada sebuah "hukum sebab-akibat" yg berlaku absolut dialam semesta ini.

      Hukum Sebab-Akibat itu diatas hukum-hukum lainnya.
      Juga diatas hukum fisika, sosial, maupun psykologi yg saya anut selama
ini.

      Saya mulai meyakini ini sebagai Hukum Sunatulloh, dan bukan hukum
      psikologi. Bukan efek kebetulan karena rasa bersalah. Bukan efek
      kebetulan kondisional akibat suasana yg khusuk, sakral atau
      magic/angker. Melainkan hukum Sunatulloh kepada orang yg mencari
      ridhoNYA, orang yg mencari jalan yg diridhoNYA. Namun saya tak berani
      berfikir bahwa saya sudah berada pada jalan yg benar, dalam "The right

      track". Namun yg jelas, saya mulai lebih berhati-hati dan tidak
gegabah.

      3. Perjalanan di Madinnah

      Setelah melewati waktu Zuhur, kami melakukan City Tour,
ketempat-tempat
      bersejarah antara lain, Masjid Kuba - Masjid pertama di Madinnah yg
      dibuat Rasululloh,. Masjid Kiblat - Masjid dimana ditengah sholat
      Rasululloh mendapatkan wahyu untuk sholat menghadap Ka'bah/Mekkah, yg
      sebelumnya menghadap Masjidil Aqso', sehingga sholat tersebut beliau
      lakukan 2 roka'at menghadap Masjidil Aqso' dan 2 roka'at sisanya
      menghadap Ka'bah. Karena kasus ini orang Kafir Quraisy berkomentar
      Muhammad pemimpin yg plin-plan.

      Dibimbing oleh Tour Guide, kami berkunjung ke Jabal Uhud, tempat
dimana
      terjadi Perang Uhud. Terlintas dibenak saya cuplikan film "The
Massage"
      dimana Hamzah, Panglima perang kaum Mukmin yg dibunuh dengan tombak
oleh salah seorang budak suruhan Hindun, isteri Abu Sofyan, pemimpin kaum
kafir Quraisy yg sangat memusuhi Nabi.

      Pada peperangan tsb kaum Muslimin kalah yg disebabkan tindakan
      indisipliner pasukan panah.

      Kami juga mengunjungi makam Fatimah, dimana dekat makam dahulunya
      terdapat parit besar yg dikenal sebagai Perang Khandak. Perang dimana
      pada saat itu kaum kafir dari berbagai bangsa dan negara memboikot dan

      meng-embargo kaum muslim selama kurang lebih 2 tahun, dimana
sekeliling
      Madinnah pada saat itu dibuat Parit besar yg memisahkan/melindun
ginya.
      Disini saya melihat bahwa perjuangan Rasulloh adalah bertahan dan
bukan
      menyerang. Konsep yg diajukan Rasululloh adalh sebuah konsep dimana
      penguasa kafir tidak menyukainya. Konsep tsb hanya mendapat tanggapan
      dari kaum Anshor yg bertempat tinggal di Madinnah hingga Nabi harus
      hijrah/pindah kesana.

      Saya akhirnya bertanya kepada Tour Guide,
      bagaimana dengan tindakan Nabi yg saya anggap ekspansi nekat
      yakni tindakan Nabi mengirim surat dari Madinnah kepada Mekkah, Mesir,

      Roma, Persia, Abesinia, dan Negos(Ethiopia) .
      Madinnah tidak sebesar dan sekuat Mekkah, namun tindakan
      Nabi mengirim surat kepada Negara-negara tsb adalah nekat (kalau tidak

      mau dibilang gila). Analoginya mungkin seperti Vietnam, negara kecil
yg
      baru berdiri, tanpa angkatan bersenjata yg jelas, mengirim pesan
kepada
      Indonesia, Australia, Amerika, Rusia, dan European Community untuk
      takluk dan tunduk dibawah kekuasaanya.

      "Oh tidak, ini tidak seperti demikian ", jawab Tour Guide. "Urusan
      Raululloh bukan urusan kekuasaan. Konsep Rasululloh bukan konsep
negara,
      sehingga surat yg dibuat bukan surat kekuasaan . Surat itu berisikan
      ajakan beragama Islam. Konsep Rasululloh adalah konsep agama, bukan
      konsep pemerintahan" .

      "Lho, kalau bukan urusan kekuasaan, bagaimana dengan Daulat Bani
Umayah,
      kepemimpinan Islam setelah Ali, yg ekspansi kekuasaanya dengan cepat
dan
      pesat sampai ke Cordova, Spanyol, daratan China, dan berbagai belahan
      dunia lain, sehingga Islam tidak hanya bicara didalam Masjid, namun
juga
      dipemerintahan, dimasyarakat, hingga berlaku hukum yg hanya kita
dengar
      sekarang secara sayup-sayup 'hukum Islam' ? Bagaimana kita
memberlakukan
      sebuah peraturan tanpa adanya kedaulatan ? Bagaimana kita bicara rajam

      bagi yg berzinah, sementara lokalisasi pelacuran mendapat izin dari
      pemerintahan Pemda setempat ? Bagaimana memberlakukan hukum Islam
tanpa
      pemerintahan Islam ? ", demikian saya bertanya.

      Tour Guide tersebut tak dapat melanjutkan penjelasannya. Sayapun
      menjelaskan, "Mas Syaiful...saya mohon maaf loh, saya dalam pencarian,

      saya bukan sok tahu, tapi saya memang benar-benar tidak tahu, dan saya

      benar-benar ingin tahu, kayak apa sich konsep Rasululloh yg
disampaikan
      pada saat itu ?".

      Tour Guide : "Baiklah, anda silahkan tanya kepada orang yg lebih tahu,

      saya terus terang belum tahu benar untuk hal ini ". Aca : "Terimakasih

      Mas...saya akan simpan pertanyaan ini".

      Beberapa orang mungkin beranggapan ini tidak penting, namun saya
berfikir bahwa ini sangat penting.
      Dalam pencarian / perjalanan ini saya tak menemukan jawaban,
      namun saya yakin insya Alloh, suatu saat, dalam pencarian saya yg
berikutnya, saya dapat menemukan jawabannya.. .Amien.

      3.1 Kejadian 6

      Setelah sholat Ashar, akhirnya kamipun bersiap-siap untuk ber-umroh.
      Pak H Tabrani mengajarkan saya untuk memakai pakaian Ihrom.
      Ia menjelaskan untuk memakai pakaian Ihrom, 2 lembar kain yg dililit
dipinggang, satunya lagi di bahu.
      "Latihan pakai kain kafan ", demikian penjelasannya. Meskipun ia bukan
Tourist Guide, namun ia begitu telaten
      mengajarkannya pada saya. Meskipun kadang-kadang menghardik saya,
      seperti waktu saya tanya kenapa koq nggak boleh pakai celana dalam. Ia

      hanya menjawab "Jangan didebat !!! ini daerah otak kanan ! ". Untung
      saya sudah rada kalem sekarang karena beberapa kali mengalami
peristiwa2 yg lalu, kalau tidak, mungkin sewotnya H Tabrani berkelanjutan.

      Setelah mengambil niat di Miqod, diperjalanan kami mulai membaca
Talbiah :

      Labbaik Allohumma labbaik
      Labbaik Lasyarika laka labbaik
      Innal hamda, Wal nikmata, Laka wal mulk
      La syarikalak

      Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanmu
      Tiada syarikat bagimu
      Sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan segala kuasa Hanyalah
dari
      engkau. Tiada syarikat bagimu.

      Pembacaan Talbiah baik di pesawat maupun diperjalanan/ bus, sangat
      diliputi rasa haru yg luar biasa.

      Kamipun tiba di Mekkah, kota Haram. Hotel kami cukup dekat dengan
      Masjidil Haram. Sementara barang-barang diurus oleh petugas travel,
kami berwudhu di Hotel, kami langsung memasuki Masjidil Haram, sebuah Masjid
yg paling terkenal yg mungkin paling tua didunia. Saat itu saya belum
merasakan pesonanya.

      Namun setelah melepas sandal dan memasuki Masjid, saya terdiam melihat

      benda hitam pekat persegi empat yg berada ditengah-tengah Masjid.
Ka'bah ternyata berukuran lebih besar dari perkiraan saya. Saya menahan
tangis didepan rombongan tapi tak kuasa. Dengkul saya lemas luar biasa.
Sulit sekali menggambarkan pesonanya. Saya kurang tahu persis pada saat itu
tapi saya percaya Iqbal, anak Pak H Tabrani yg pertama kali Umroh juga
terdiam tak bersuara tak bergerak. Ia juga mengalami hal yg sama.

      Saya lemas dan duduk. Saya berusaha perlahan-lahan bergerak mendekat,
      namun semakin dekat, semakin tak kuasa menahan tangis. Akhirnya saya
      mulai meraung seperti anak kecil. Saya menangis sambil duduk tidak
      mengerti kenapa. Dan saya tahu persis saat itu saya tidak sedih.

      Benda itu berada ditengah-tengah Masjid, besar, besar sekali. Hitam
      pekat sekali. Benar-benar saya tak mengira bahwa Ka'bah berukuran
      sebesar itu.

      Saya tidak pernah berfikiran bahwa di dalamnya ada Allah sedang
      bersemayam. Sepintas hanya sebuah batu yg disusun dan dilapis kain
      hitam. Namun saya melihat sedemikian banyaknya manusia mengitarinya
      melakukan yg disebut tawaf. Bukankah ini bukti dari hasil kerja
      Muhammad.

      Analisa saya bermain, apakah sekian banyaknya manusia datang kesini
      hanya ditipu satu orang yg bernama Muhammad. Namun intuisi saya juga
      bermain, bahwa kegiatan ini pasti bukan baru dimulai kemarin. Kegiatan

      ini dilakukan pasti sejak ajaran Muhammad. Pendapat ini adalah
pendapat
      awal saya yg kemudian di konfirmasikan beberapa hari kemudian oleh H
      Tabrani bahwa kegiatan ini sudah ada bahkan sejak milata Ibrahim,
bapak
      besar berbagai bangsa yg melahirkan agama Yahudi, Nasrani (bukan
      Kristen) , yg kemudian juga Islam.

      Saya mulai tawaf putaran pertama. Sambil air mata bercucuran (tanpa
      malu-malu lagi sebab kanan kiri sayapun demikian) saya dibimbing H
      Tabrani membaca do'a-do'a putaran pertama. Posisi kami sangat dekat
      dengan Ka'bah dan senantiasa saya semakin merapat kedalam. Kami merasa

      seperti memasuki sebuah gravitasi luar biasa yg menarik ketengah.
Seolah kami bergerak perlahan bersama tanpa menginjak bumi (seperti
melayang), semakin rapat dan semakin pekat ketengah. Kita tak kuasa
menentukan arah (kecuali sedikit), kita hanya dapat berserah diri mengikuti
arus putaran itu. Sambil memegang buku do'a kecil, saya coba baca juga
artinya.
      Disitu terdapat do'a permintaan umur panjang dan keturunan yg banyak
      serta soleh. Saya tanya ke H Tabrani, " Loh Pak...kok ada permintaan
      seperti ini ya...?. H Tabrani menjawab, "Ya memang ada, khan saya
sudah
      katakan boleh minta apa saja".

      Pada tawaf putaran kedua, saya kembali membaca do'a khusus untuk
putaran kedua - sambil juga melihat artinya. Agak sulit memang karena banyak
jama'ah Iran berbadan besar berdo'a lantang sekali. Kadang saya tak
mendengar suara H Tabrani sehingga sulit mengikuti apa yg didiktenya.
      Kembali saya lihat artinya, " Loh...Pak, koq disini ada permintaan
      terhadap rezeki yg banyak". H Tabrani pun kembali menjawab, " Ya
memang
      boleh. Anda saja yg Cuma minta petunjuk dan nggak mau minta yg lain.
      Minta harta boleh...habis -kalau tidak - anda mau minta ke siapa lagi
      kalau bukan sama dia ".

      Pada tawaf putaran ketiga, saya kembali membaca do'a sambil membaca
      artinya. Terdapat dengan jelas disitu "Tijarotan Lantabur " yg artinya

      "perdagangan yg jauh dari rugi". Saya kembali bertanya dengan lebih
      antusias karena masalahnya erat dengan kehidupan saya yg memang
bergerak di bidang ini. "Loh-loh...ini lebih aneh lagi Pak...kok boleh minta
dagang agar jauh dari rugi, ini khan urusan dunia. Bagaimana kita bisa rugi
- ya karena manajemen yg buruk, sedangkan bagaimana kita bisa untung ? ya
dengan manajemen yg baik ? ". Akhirnya H Tabrani mulai sewot lagi, " You
khan bilang waktu dipesawat, bahwa you hanya minta petunjuk, betul ndak...?"
"Betul Pak ", jawab saya. " OK kalau begitu nggak usah do'a saja
      ..." , tegas H Tabrani.

      Analisa dan intuisi saya jalan lagi, dan tiba-tiba saya teringat surat

      Al-Fatihah, ayat 4, "Iyya ka na' budu wa iyya ka' nastaiyn".
Kepadamulah kami menyembah dan hanya kepadamulah kami minta pertolongan.
Saya fikir ini harus berlaku pada semua hal - segala hal - segala sesuatu -
termasuk hal-hal duniawi seperti bisnis. Sehingga musyrik hukumnya jika kita
meminta pertolongan dalam bidang bisnis kepada Kadin, Pemda, Katabelece
Pejabat untuk menggoalkan proyek kita. Haram hukumnya meminta pertolongan
kepada Bagian Purchasing untuk melakukan bisnis dengan kita.

      Permintaan tolong hanyalah kepada Allah semata. Adapun, Kadin, Pemda,
      Pejabat, dan bag Purchasing, hanyalah perantara.

      Hal ini jangan dianggap sepele, karena ini yg akan menentukan strategi

      manajemen perusahaan kita, apakah kita akan melakukan KKN atau
      melakukannya dengan pendekatan lain.

      Akhirnya dengan pemahaman yg seperti ini, saya kembali berdo'a dengan
      segala kerendahan hati. Meminta kepada yg mempunyai, memohon kepada
      pemilik yg sesungguhnya, meminta kepada Penguasa yg sesungguhnya,
      penguasa segala sesuatu, penguasa absolut. Statemen awal saya
dipesawat, sekarang terbantai semua. Saya ternyata tak hanya meminta
pertunjuk,tetapi saya - dengan kesadaran baru ini - juga meminta duniawi.

      Demikian saya melihat Rahman rohim Allah. Jika kita meminta dunia
saja,
      Allah mungkin saja berikan, dan mungkin juga tidak. Namun jika kita
      meminta keridhoan akhirat - insya Allah kita juga akan mendapat dunia.

      Persis lagu Bimbo yg dinyanyikan Sam. Persis juga sama dengan do'a -
      do'a di akhir tawaf yakni fiddunia hasanah - wa fil akhiroti khasanah.

      Saya pun kembali berdo'a dengan lebih khusuk, dengan kesadaran baru -
      tanpa banyak pertanyaan lagi.

      3.2 Kejadian 7

      Usai tawaf, kami menuju sumur zam-zam yg terletak didalam areal
masjidil Haram bagian bawah. Disini saya kembali tercengang. Sebuah mata air
yg hampir tak mungkin ada di daerah ini. Mekkah dapat anda lihat sebagai
pegunungan batu. Masjidil Haram berada di tengah-tengah seperti
lembah,sekelilingny a dapat anda temukan hanyalah bukit batu yg sangat sulit
dihancurkan. Ini pula yg menyebabkan pembangunan konstruksi di kota Mekkah
sangat lamban.
      Jangankan tumbuhan subur, kurma pun malas tumbuh disini. Ironisnya,
      terdapat air sumur zam-zam yg debitnya luar biasa besar yg dipompa
      dengan pipa-pipa sampai ke Madinah, Jeddah, Yaman, dan daerah lainnya
      selain untuk keperluan orang ber Hajji. Berjuta-juta orang datang
setiap harinya, namun sumur ini tak pernah ada keringnya.
      Analisa dan rasa saya mulai jalan. Andaikan memang ada sungai bawah
      tanah yg mengalir dibawah Mekkah, akankah bertahan sedemikian lamanya
?
      Perhitungannya bukan 1400 tahun yg lalu, melainkan perhitungan dari
      Ibrahim. Entah berapa ribu tahun. Karena sungai bawah tanah dapat
      berubah alirannya hanya dalam kurun waktu puluhan tahun saja. Namun
      sumur zam-zam ini tak pernah kering dan senantiasa menyediakan air yg
      dibutuhkan Jamaah yg datang ke sini. Seolah olah ia ada memang untuk
      kebutuhan ibadah ini. Saat itu tak ada lagi dibenak saya teori
kebetulan yg dahulu.
      Pada saat Sya'i, rukun Umroh berikutnya, saya melihat manusia banyak
yg
      berjalan, sebahagian berlari, antara dua bukit batu, Syofa' dan
Marwah.
      Dipisahkan oleh pembatas tengah, kami mulai melintasi area Sya'i.
      Sesekali saya melihat wajah cantik wanita Turki dengan hidung mancung
      kulit putih bulu mata boros (Saat tawaf maupun Sya'i dilarang menutup
      cadar muka - namun ada sebahagian mazhab melakukannya) . Kecantikannya

      mungkin biasa bagi orang sana, namun saya mengira pasti luar biasa
untuk ukuran orang Melayu. Agak lama baru saya sadar bahwa saya mulai kurang
khusyuk karena melakukan "olah raga leher".
      Akhirnya saya bertanya kepada H Tabrani, " Pak...koq pakai lari-lari
      segala sich ? ". "Begini "- jawabnya perlahan, "Dulu sewaktu Siti
      Khajar, isteri Nabi Ibrohim, ia berjalan sambil berlari-lari kecil
      mencari air antara bukit Syofa' dan bukit Marwah, sementara anaknya
      Ismail ditinggal sejarak tertentu dari Ka'bah. Air yg dilihatnya
      ternyata hanyalah fatamorgana. Sedangkan air yg sesungguhnya justru
      keluar didekat kaki Ismail.
      Dari sini saya pun semakin yakin dan menarik kesimpulan, bahwa Ka'bah
      bukan dibangun oleh Muhammad, melainkan Nabi Ibrohim, pendahulu untuk
      Musa, Isya, dan Muhammad, yg melahirkan 3 agama besar, Yahudi,
Nasrani,
      dan Islam.
      Seusai Sya'i kami pun menggunting rambut, pertanda selesainya ibadah
      Umroh kita. Semoga Makbul.
      Sesampai di Hotel, kelelahan kami luar biasa. Kaki saya kering
      pecah-pecah. Saya belum pernah merasakan pegal-pegal seperti sekarang
      ini. Saya fikir, bagaimana dengan kaum wanita atau Ibu-ibu. Pasti
lebih
      capek. Tapi kelihatannya sama aja tuch. Salah seorang jamaah haji
wanita bercerita tentang anak temannya yg sekarang tinggal di Hotel Hilton
Mekkah yg tak dapat menyelesaikan tawafnya karena mencret (penyakit yg lebih
cepat dari pada jet). Kotoran alias tokai nya sedemikian banyaknya sehingga
ia pun kewalahan. Wueeek...sangat menjijikkan kata jamaah yg lain
menambahkan. Kepala rombongannyapun membawanya pulang kembali ke Hotel.
      Kami tak tahu bagaiman ia mengatasi problem mencretnya yg merembes
      sampai pakaian Ihrom, namun akhirnya semua tahu, bahwa ia mengenakan
      celana dalam pada pakaian ihromnya. Sesuatu yg dilarang dalam Umroh.
      Saya jadi teringat sewaktu H Tabrani membentak saya dalam masalah tsb.

      Pantas - dalam hati saya.
      .3 Kejadian 8

      Tak ada yg khusus bagi saya dalam kejadian ini.
      Kejadian ini terjadi pada saat saya hendak mencium batu Ka'bah. Disitu

      terjadi antrean yg luar biasa. Didepan saya terdapat seorang wanita
muda dan cantik berpakaian Turki yg hendak mencium batu Ka'bah (sisi kiri
Ka'bah, bukan Hajarul Aswad). Mungkin karena pemikiran jijiknya terhadap
batu yg sudah dicium oleh jutaan manusia pada hari itu, maka ia mengeluarkan
tisu, mengelap, dan menggosok bagian yg hendak diciumnya. Melihat kejadian
itu, Bapak mertua saya pernah menceritakan perihal yg seperti ini berkaitan
dengan gelas stainless air zam-zam untuk diminum yg menempel pada setiap
keran zam-zam.
      Seorang Dokter, kawan Bapak mertua saya pergi Haji, merasa jijik dan
      mengatakannya kepada Bapak mertua saya perihal gelas stainless yg
sudah
      diminum berjuta-juta mulut orang. Ini tidak steril katanya. Dokter itu

      meminum juga air zam-zam dengan perasaan jijik/geli. Keesokannya, apa
yg terjadi. Mulutnya bengkak sariawan sampai ke leher. Bapak mertua saya
mengingatkan akan ucapannya kemarin perihal gelas tersebut. Bapak mertua
mengingatkan sang Dokter untuk meminumnya sekali lagi dengan gelas tersebut
tetapi dengan perasaan yg berbeda, yakni perasaan iklas.
      Keesokannyapun sang Dokter sembuh dari sariawan seperti sedia kala.
      Wanita tersebut tetap asyik membersihkan batu Ka'bah dengan tisunya,
      sementara antrean sudah mulai panjang dan berdesakan. Ingin sekali
saya
      melarangnya, namun karena nggak bisa bahasa Turki, lagian nggak lucu
      khan kenalan didepan Ka'bah. Ketika ia hendak mencium batu Ka' ah -
      mungkin setelah ia merasa bersih - desakan dari kerumunan orang
      dibelakang tak tertahankan hingga mendorong wanita itu pada saat ia
      menciumnya sehingga benturan hidung mancung dan batu tak dapat
      terelakkan. Ia pun selesai mencium batu Ka'bah dengan hidung mimisan
      (berdarah).
      Kuwalat atau apa ini namanya ya ?
      Hati yg kurang bersih ?
      Saya jadi teringat cerita Ka'bah di surat Al-Fiil dimana tentara
Abrahah yg mengendarai Gajah pada masa itu dibuat tak berdaya oleh
burung-burung Ababil.
      Saya semakin mengerti mekanisme ghoib. Mekanisme yg tidak kasat mata.
      Bahkan mekanisme ini pun abstrak tak simetris. Terjadi di kasus ini
      namun kadang tidak di kasus itu. Semuanya parsial-kondisional , namun
      saya fikir standarnya sama jika kita ukur dari perasaan hati yg dalam.

      Mekanisme tsb tak kan pernah dapat diukur karena sifatnya yg relatif
tak pernah sama pada setiap individu. Meskipun ia bukan ada di alam fisika,
namun saya yakin ia ada dan bekerja secara setimbang. Saya cenderung
menyebutnya Metafisika daripada Supranatural yg lebih berbau klenik / sihir,
trick sulap yg diyakini sebagai salah satu keajaiban oleh orang musyrik.
      Mekanisme ghoib pada alam Metafisika inipun bekerja pada kawan saya
      Iqbal dimana setiap harinya, sepulang kami dari sholat, ia kehilangan
      sandal. Bahkan sehari dapat lebih dari sekali ia kehilangan sandal. Ia

      mencoba berdo 'a dan bertaubat dosa apa kiranya yg telah ia buat.
Namun
      tetap saja ia kehilangan sandal setiap harinya, hingga ia harus
membawa
      5 real setiap sholat guna menjaga apabila sandalnya hilang. Tahukah
      anda, kejadian kecil disini - dapat menimbulkan akibat besar disana.
      Saya ambil contoh misalnya, hilangnya sandal Iqbal, mengakibatkan ia
      harus membeli sandal di toko dimuka Masjid. Penjual di toko tersebut
      seharusnya melayani seorang calon pembeli wanita misalnya, namun
karena
      Iqbal membeli, maka ia tidak jadi melayani wanita itu. Wanita itu
pergi
      lebih cepat. Dalam perjalanannya pulang, ia mengalami kecelakaan mobil

      (miss ditabrak mobil). Seandainya Iqbal tidak kehilangan sandal,
wanita
      tersebut mungkin akan 10 menit lebih lama untuk jalan pulang, yg tentu

      saja tak mengakibatkan ia mengalami kecelakaan.
      Bukan disitu saja, sang suami wanita tadi (yg katakan seorang
jenderal), yg seharusnya berangkat melakukan perjalanan luar negeri guna
menandatangani sebuah kesepakatan perang, membatalkan rencananya,
      sehingga kesepakatan serangan atau perang tadi ditangguhkan.
      Hilangnya sandal seorang Iqbal, dapat mengakibatkan tercegahnya sebuah

      rencana perang atau penyerbuan.
      Ini contoh ekstreem yg memang hanya teori main-main, tetapi saya yakin

      bahwa semua ini ada mekanismenya dan jangan coba-coba untuk
engurainya, karena ia terlalu abstrak dan hanya tunduk patuh pada sang Maha
Penguasa. Penguasa alam fisika dan non fisika.

      3.3 Kejadian 9

      Malam besok adalah malam terakhir saya di Mekkah, oleh karenanya saya
      minta kepada Tour guide untuk mengantar saya ke Goa Hira' pagi-pagi
      sekali. Tak ada anggota rombongan yg mau ikut. Tidak juga H Tabrani
      maupun Iqbal anaknya. " OK, nggak apa-apa, saya tetap mau berangkat
      sendiri", tegas saya kepada Tour guide. Jadi biaya travel maupun biaya

      Tour guide saya tanggung sendirian. Kamipun merencanakannya.
      Paginya seusai sholat Shubuh, saya berkemas bersiap berangkat, dengan
      tas ransel dan sepatu sport. Dengan menggunakan taksi, kami tiba
dikaki
      bukit Gua Hira'. Perjalanan sampai kepuncak memakan waktu kurang lebih

      satu jam. Terbayang oleh saya ketika Nabi pulang pergi setiap harinya
      sampai ke puncak. Gua Hira' ternyata sangat kecil. Lebih mirip dua
batu
      yg saling bersandar daripada sebuah Gua. Ditemani Tour guide, saya
sujud ditempat Nabi Muhammad duduk menyendiri 1422 tahun yg lalu.

      Dalam sujud saya bicara dalam hati, "Ya Malaikat Jibril, kenapa koq
Nabi Muhammad diberi wahyu, kenapa saya tidak ?". "Kenapa Nabi Muhammad
dapat berjumpa denganmu, kenapa saya tidak ?"
      Tanpa sholat dan do'a, tanpa meratap ke gua apalagi membuang sesaji
      (hanya sujud dan berkata dalam hati seperti diatas saja), kami pulang
      menuruni bukit. Saya pun membahas pertanyaan saya di dalam hati tadi
      kepada Tour guide. Saya juga sering menyendiri di Villa, menyendiri di

      kaki bukit G.gede, tetapi kenapa tak pernah datang yg namanya Jibril.
      Saya jadi ingat cerita-cerita para sufi yg mempelajari hakekat
sehingga
      pergi kegunung-gunung menyendiri, lepas dari hubungan sosial, serta
tak
      mempedulikan situasi dan kondisi diri. Apakah tindakan Nabi Muhammad
      pada kala itu seperti para sufi tsb ? Pertanyaan inipun saya simpan
      kembali tanpa tahu jawabannya. Esok hari terakhir, hari dimana saya
mesti melakukan tawaf wada', tawaf
      terakhir/ tawaf perpisahan dengan Ka'bah. Saya tidur cepat setelah
      sholat Isya".
      Subuh dini hari saya bangun, ketika saya hendak menggosok gigi, saya
      tiba-tiba tersadar, "Subhanalloh, tadi malam saya bermimpi bertemu
      Jibril" . Buru-buru saya ketok kamar H Tabrani. Saya bangunkan ia, dan

      saya ceritakan mimpi saya.
      "Bagaimana ceritera mimpinya ?", H Tabrani bertanya.
      "Begini Pak, sesuatu berbentuk manusia dengan peci hitam datang kepada

      saya. Saya bertanya siapa anda ? Ia menjawab saya Jibril, kemudian ia
      mengajak saya untuk ikut. Saya berjalan mengikutinya, dan tiba-tiba
kami tiba di sebuah Masjid.
      Didalam mimpi saya Jibril berkata, " ini Masjidil Aqsa". "Disini
      terdapat salah satu keajaiban yg anda cari". H Tabrani pernah melawat
ke Masjidil Aqsa'. H Tabrani berfikir sejenak, kemudian ia menjawab,
      mungkin yg dimaksud adalah "The Dome of the Rock. Sebuah batu yg
berada
      tepat ditengah Masjid ". "Aneh memang batu itu. Ia menggantung, dan
      berada tepat ditengah-tengah Masjid, kami semua juga nggak ngerti
kenapa begitu". Terus bagaimana tanya H Tabrani.
      Terus Jibril bilang begini Pak, "Tolong Masjid ini dipelihara". H
      Tabrani menepak kepala "Waduh...repot ini". "Kenapa Pak?", tanya saya.

      "Masjid itu dikuasai Yahudi. You Nggak bisa keluar masuk seenaknya".
      "You sholat dibatasi disana, Cuma 5 menit ".
      "Wah saya nggak bisa jelasin artinya ".
      "Tapi yg jelas, saya yakin you adalah orang yg disayang Allah".
      "Subhanalloh" . Saya sudah berumur 63 thn, tapi saya belum pernah
mimpi
      bertemu Jibril, tapi you...you... luar biasa".
      saya juga tidak mengerti sampai sekarang arti mimpi saya, dimana saya
      tidur diMekkah, bermimpi dibawa seseorang yg berkata sebagai Malaikat
      Jibril, yg kemudian membawa saya ke Masjidil Aqsa' di Palestin.
      Saya jadi merinding.
      Saya takut sendiri dengan kejadian-kejadian yg saya alami.
      Saya takut untuk berbuat macam-macam.
      Saya mengalami semua ini dalam perjalanan ke Mekkah.
      Kesadaran saya seperti sekarang ini amat saya syukuri, namun yg paling

      saya takuti, adalah deviasinya, perubahannya apabila saya tidak
      menjaganya.
      Apa yg akan terjadi nanti ditanah air.
      Saya harus menghadapi dunia nyata yg penuh dengan godaan.
      Tidak seperti waktu di Mekkah, dimana fikiran, jiwa dan raga kita bisa

      khusuk serta kita jaga kebersihannya.
      Dari perjalanan ini, tidak semua kejadian saya ceritakan, hanya yg
saya
      anggap penting saja, namun sebenarnya, kejadian kecil lainnya yg
merujuk kepada hidayah yg tidak saya ceritakan karena terlalu panjang banyak
saya alami, namun saya mempunyai beberapa kesimpulan :
      1. Allah itu benar adanya yg menciptakan segala sesuatu.
      2. Wahyu Allah turun pada setiap kurun waktu tertentu.
      3. Wahyu Allah juga turun kepada Muhammad yg diutus sebagai Rasulnya.
      4. Allah tidak punya banat/sarikat/ kompetitor.
      5. Allah menurunkan Wahyunya kepada Muhammad yg kemudian dibakukan
dalam bentuk kitab yg bernama Al-Qur'an.
       6. Al-Qur'an adalah statemen dari Allah yg didalamnya berisikan
petunjuk bagi manusia yg ingin berserah diri kepadanya.
      7. Al-Qur'an bukan buatan Muhammad atau ideologi Muhammad.
      8. Haji dan Umroh penting adanya dan bukan bisa-bisanya Muhammad.
Biaya yg demikian mahal, sebanding bahkan melebihi hasil yg kita dapat dari
perjalanannya.
      9. Daging Babi, darah, Alkohol, Judi, Zinah, dan perbuatan maksiat
lainnya adalah haram hukumnya. Tak perlu dianalisa secara metode ilmiah,
karena justifikasinya akan selalu ditemukan manusia guna menghalalkannya,
namun demikian, coba fikirkan dengan instrument rasa/intuisi dari hati yg
dalam, bermanfaatkah jika dilakukan.
      10. Kita manusia adalah manusia yg paling istimewa, karena kita
mempunyai 2 pilihan, berserah diri
      kepada kemauan Pencipta, atau berserah diri kepada kemauan kita
sendiri.
      11. Ada mekanisme Ghoib yg tidak kelihatan, yg memberikan balasan
positif apabila kita berbuat positif, dan berbalas negatif apabila kita
berbuat negatif pula.
      12. Mekanisme Ghoib, berlaku pada orang-orang yg dicintai Allah, namun
bagi yg sudah kelewatan, ia akan dibiarkan, karena Allah menegur dengan
sapaan hirarki. Peringatan pertama mungkin dengan mencolek, jika ia tak mau,
Allah peringati ia dengan menepak, jika ia tak juga sadar Allah peringati ia
dengan menempeleng keras, namun jika ditempeleng keras ia tetap dableg
dengan perbuatan negatifnya, Allah akan membiarkannya, karena hanya hari
akhir setelah matinya yg akan membalasnya kekal abadi di Neraka Jahanam.
      13. Mekkah dan Madinah bukan tanah suci (seperti yg saya duga
sebelumnya pada tulisan Muhammad punya bisa ), melainkan tanah Haram, daerah
dimana diharamkan bagi siapa saja berbuat kerusakan, dan itupun hanya pada
batas-batas tertentu yg sudah diberi patok/tanda.